Jerman Gagalkan Rencana Teror Kelompok Ekstrem Kanan Remaja: Gelombang Penangkapan di Beberapa Negara Bagian
Pihak berwenang Jerman berhasil membongkar sebuah sel teroris yang terindikasi memiliki keterkaitan dengan ideologi ekstrem kanan. Operasi penegakan hukum skala besar dilakukan serentak di berbagai wilayah, termasuk Brandenburg, Mecklenburg-Vorpommern, dan Hessen, yang berujung pada penahanan lima orang pemuda.
Para tersangka, yang berusia antara 14 hingga 18 tahun, diduga kuat merupakan anggota dari kelompok bernama "Letzte Verteidigungswelle" (Gelombang Pertahanan Terakhir). Kelompok ini, menurut keterangan kejaksaan, baru dibentuk pada April 2024. Tiga dari antara mereka diyakini sebagai tokoh kunci atau otak di balik kelompok tersebut.
Dakwaan yang dikenakan terhadap para tersangka meliputi keanggotaan dalam organisasi teroris atau memberikan dukungan kepadanya. Lebih lanjut, mereka juga menghadapi tuduhan percobaan pembunuhan, pembakaran dengan pemberatan, dan perusakan properti.
Seorang remaja berusia 14 tahun telah ditahan berdasarkan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh hakim investigasi di Pengadilan Karlsruhe. Tersangka lainnya dijadwalkan untuk dihadapkan kepada hakim investigasi untuk proses lebih lanjut.
Tujuan utama kelompok ini, menurut Jaksa Agung Jerman, adalah untuk "menggulingkan sistem demokrasi di Republik Federal Jerman melalui tindakan kekerasan, yang secara khusus ditujukan kepada kaum migran dan lawan politik." Para anggota kelompok ini memandang diri mereka sebagai "otoritas terakhir yang berhak membela 'bangsa Jerman'".
Selain penangkapan, pihak berwenang juga melakukan penggeledahan di belasan properti yang tersebar di negara bagian Sachsen dan Thüringen, termasuk kediaman tiga orang yang sudah berada dalam tahanan. Sebelumnya, pada bulan Februari, penyelidik di Sachsen berhasil menggagalkan rencana serangan terhadap tempat penampungan suaka di Senftenberg, berkat informasi yang diperoleh dari seorang jurnalis.
Dalam penggeledahan yang dilakukan di Meißen pada 12 Februari, petugas menemukan dan menyita dua bom rakitan, sejumlah pisau, amunisi, dan senjata lainnya. Tersangka berusia 21 tahun diduga menggunakan barang-barang tersebut untuk mempersiapkan serangan. Kelompok ini juga dikaitkan dengan serangan pembakaran terhadap sebuah pusat kebudayaan di Altdöbern, Brandenburg, yang terjadi pada Oktober 2024. Dua orang yang ditangkap diduga terlibat dalam aksi kejahatan tersebut.
Menteri Kehakiman Jerman, Stefanie Hubig, mengungkapkan keprihatinannya terkait usia para tersangka. Ia menyatakan bahwa fakta bahwa para tersangka masih di bawah umur saat kelompok teroris ini dibentuk sangat mengejutkan. Ia menekankan bahwa hal ini menjadi sinyal peringatan bahwa ekstremisme sayap kanan tidak mengenal usia, dan menekankan pentingnya peran politisi dalam melawan radikalisasi, terutama di kalangan anak muda.
Sejalan dengan tindakan yang dilakukan oleh Jaksa Agung Jerman, kepolisian di Mecklenburg-Vorpommern juga melakukan penggeledahan di enam properti yang terkait dengan sebuah grup obrolan ekstremis sayap kanan. Sekitar 100 petugas, termasuk anggota pasukan khusus, dikerahkan dalam operasi ini. Grup obrolan tersebut diduga telah menyebarkan konten ekstremis sayap kanan dan menyerukan tindakan kriminal.
Investigasi saat ini difokuskan terutama pada kaum muda. Tuduhan yang dikenakan meliputi tindakan kekerasan fisik yang berbahaya, penghasutan untuk menimbulkan kebencian, penggunaan simbol-simbol yang bertentangan dengan konstitusi, dan pelanggaran undang-undang kepemilikan senjata.