PLN Ungkap Pergeseran Konsumsi Listrik Industri di Tengah Dinamika Ekonomi Global

Kinerja konsumsi listrik di berbagai sektor industri menunjukkan tren yang beragam seiring dengan perkembangan ekonomi global. PT PLN (Persero) melaporkan adanya fluktuasi konsumsi listrik yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam maupun luar negeri.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa dinamika ekonomi global memberikan dampak signifikan terhadap kinerja perusahaan. Meskipun demikian, data dari International Energy Agency (IEA) menunjukkan bahwa permintaan listrik secara global tetap tumbuh lebih pesat dibandingkan sektor energi lainnya. Beberapa faktor pendorong utama pertumbuhan ini meliputi:

  • Peningkatan Suhu Udara: Gelombang panas dan suhu udara yang lebih tinggi dari biasanya meningkatkan penggunaan pendingin ruangan (AC) secara signifikan.
  • Adopsi Kendaraan Listrik: Semakin banyak masyarakat yang beralih ke kendaraan listrik, yang berdampak pada peningkatan permintaan listrik.
  • Pertumbuhan Industri Padat Energi: Sektor industri yang membutuhkan banyak energi, seperti data center dan hilirisasi industri, juga berkontribusi pada peningkatan konsumsi listrik.

Darmawan Prasodjo menyoroti peran penting data center modern yang tidak hanya berfungsi sebagai pusat penyimpanan data, tetapi juga sebagai pusat komputasi untuk kecerdasan buatan (AI). Hal ini semakin meningkatkan kebutuhan energi untuk mendukung operasional mereka.

Namun, dampak dinamika ekonomi global tidak merata di seluruh sektor industri. Beberapa sektor besar justru mengalami penurunan konsumsi listrik. Data PLN hingga April 2025 menunjukkan penurunan konsumsi listrik pada sektor-sektor berikut:

  • Industri Kimia dan Farmasi: Penurunan sebesar 1,49%.
  • Industri Semen: Penurunan sebesar 0,03%.
  • Sektor Perhotelan: Penurunan sebesar 0,15%.
  • Sektor Pertambangan: Penurunan sebesar 1,55%.

Penurunan ini diakibatkan oleh berbagai faktor, termasuk penurunan aktivitas produksi dan permintaan pasar yang lesu. Meskipun demikian, PLN menegaskan bahwa penurunan konsumsi listrik di sektor-sektor tersebut tidak berdampak signifikan terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan konsumsi listrik yang kuat di sektor-sektor lain, seperti:

  • Data Center: Peningkatan sebesar 17,65%.
  • Industri Besi Baja dan Logam: Peningkatan sebesar 12%.
  • Industri Makanan dan Minuman: Peningkatan sebesar 7%.
  • Industri Mesin dan Perlengkapan: Peningkatan sebesar 7%.
  • Sektor Perdagangan Non-Otomotif: Peningkatan sekitar 5%.
  • Pusat Perbelanjaan (Mall): Peningkatan sekitar 4%.
  • Industri Karet dan Plastik: Peningkatan sebesar 3,4%.
  • Industri Tekstil dan Pakaian Jadi: Peningkatan sebesar 1,5%.

Secara keseluruhan, PLN menilai bahwa pertumbuhan konsumsi listrik di Indonesia masih dalam kondisi yang sehat. Pertumbuhan di sektor-sektor tertentu mampu mengkompensasi penurunan di sektor lain, sehingga menjaga stabilitas dan keberlanjutan pasokan listrik.