Cloud Coffee: Tren Minuman Kekinian, Antara Hidrasi dan Potensi Risiko
markdown Popularitas cloud coffee, minuman yang memadukan espresso dan air kelapa, tengah meroket di media sosial. Klaim yang menyebutnya lebih sehat dan menyegarkan dibandingkan kopi biasa menjadi daya tarik utama. Namun, seberapa benarkah anggapan tersebut?
Cloud Coffee: Lebih dari Sekadar Tren
Cloud coffee mencuri perhatian berkat video-video viral di platform TikTok. Para kreator konten menjulukinya sebagai “eliksir elektrolit” yang mampu menghidrasi tubuh secara optimal. Resepnya pun beragam, mulai dari yang sederhana dengan campuran espresso, es batu, dan air kelapa, hingga kreasi yang lebih kompleks dengan tambahan susu nabati, krim kelapa, parutan kelapa, bahkan busa yang dihasilkan menggunakan frother.
Menilik Kandungan Elektrolit dalam Air Kelapa
Menurut Samantha Heller, seorang ahli gizi terdaftar, manfaat kesehatan cloud coffee sangat bergantung pada komposisi bahan yang digunakan. Air kelapa murni, misalnya, kaya akan kalium, elektrolit penting yang berperan dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh. Heller menjelaskan bahwa cloud coffee berpotensi lebih menghidrasi dibandingkan kopi hitam biasa berkat kandungan kalium dalam air kelapa.
Beberapa studi bahkan menunjukkan bahwa air kelapa dapat menjadi alternatif minuman olahraga dalam menggantikan cairan tubuh yang hilang. Sebuah penelitian yang melibatkan pesepeda berpengalaman membuktikan bahwa air kelapa sama efektifnya dengan minuman elektrolit komersial dalam mendukung hidrasi. Studi lain juga mengindikasikan bahwa konsumsi rutin air kelapa dapat membantu menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi tahap awal. Dalam penelitian tersebut, konsumsi 150 ml air kelapa per hari selama seminggu menghasilkan penurunan tekanan darah yang signifikan.
Potensi Risiko yang Perlu Diwaspadai
Kendati menawarkan sejumlah manfaat, cloud coffee tidak selalu menjadi pilihan yang sehat. Beberapa variasi justru mengandung kadar lemak jenuh, gula tambahan, dan kalori yang tinggi, terutama jika dicampur dengan krim kelapa atau pemanis lainnya. Heller mengingatkan bahwa rasa yang lezat dan menyegarkan dapat membuat seseorang tanpa sadar mengonsumsi kafein secara berlebihan.
Selain itu, kandungan kalium yang tinggi dalam air kelapa juga perlu diperhatikan. Konsumsi kalium berlebihan dapat membahayakan jantung, khususnya bagi individu dengan gangguan ginjal atau penyakit jantung yang harus membatasi asupan kalium. Sebuah laporan kasus mencatat seorang pria sehat berusia 42 tahun mengalami penurunan tekanan darah drastis dan gangguan irama jantung setelah mengonsumsi delapan botol air kelapa saat bermain tenis di cuaca panas. Kondisi ini disebabkan oleh lonjakan kadar kalium dalam tubuhnya dan memerlukan perawatan di rumah sakit selama beberapa hari.
Konsumsi Secukupnya dan Perhatikan Kondisi Tubuh
Konsultan gizi Connie Diekman menyarankan bahwa bagi sebagian besar orang sehat, mengonsumsi cloud coffee sesekali tidak akan menimbulkan masalah serius. Ia menekankan bahwa tidak ada keuntungan atau kerugian signifikan dari minuman ini, asalkan dikonsumsi dalam jumlah yang wajar dan tidak ada kondisi medis yang melarangnya. Diekman juga menekankan pentingnya membaca label bahan dan memahami batasan tubuh masing-masing sebelum menjadikan cloud coffee sebagai minuman harian.
Tips menikmati cloud coffee dengan lebih sehat:
- Gunakan air kelapa murni tanpa tambahan gula.
- Batasi penggunaan krim kelapa atau pemanis lainnya.
- Perhatikan asupan kafein Anda secara keseluruhan.
- Jika Anda memiliki kondisi medis tertentu, konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi cloud coffee secara teratur.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, Anda dapat menikmati kesegaran cloud coffee tanpa perlu khawatir akan potensi risiko kesehatan.