Eksplorasi Sunda Kelapa: Kei Imazu Ungkap Sejarah dan Realitas dalam Pameran Retrospektif

Kei Imazu, seorang seniman, menghadirkan perspektif mendalam tentang kawasan Sunda Kelapa melalui pameran retrospektifnya yang bertajuk "The Sea is Barely Wrinkled". Karya ini merupakan hasil riset mendalam dan penjelajahan langsung ke wilayah yang menyimpan lapisan sejarah kompleks.

Imazu tertarik pada Sunda Kelapa karena lokasinya yang strategis, menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting. Risetnya mengungkap keterkaitan antara sejarah Jepang, masa kolonial Belanda, dan dampaknya terhadap perkembangan wilayah tersebut. Ia menemukan bahwa Sunda Kelapa, yang dulunya dikenal sebagai Batavia sebelum diubah namanya oleh tentara Jepang pada tahun 1943, menyimpan narasi yang kaya sekaligus kelam.

Karya Imazu tidak hanya berkutat pada fakta sejarah, tetapi juga merangkul cerita rakyat dan mitologi yang berkembang di masyarakat setempat. Ia menggabungkan elemen-elemen ini dengan mitos Dewi Sri dan Nyi Roro Kidul, menciptakan interpretasi yang unik dan menggugah pikiran.

Melalui kunjungan berulang ke Sunda Kelapa, Imazu mengamati langsung kondisi sosial dan lingkungan yang ada. Ia menyoroti berbagai permasalahan yang dihadapi wilayah tersebut, termasuk penurunan permukaan tanah, banjir tahunan, kemiskinan, dan warisan sejarah yang problematik.

Imazu mengkritisi ambisi kolonial yang menurutnya telah memberikan dampak negatif bagi Sunda Kelapa. Ia menyoroti bagaimana sistem tata kota Amsterdam diterapkan di Batavia tanpa mempertimbangkan kondisi lokal, yang kemudian memicu berbagai masalah sosial dan lingkungan.

Pameran "The Sea is Barely Wrinkled" menampilkan interpretasi artistik Imazu tentang Sunda Kelapa sebagai pelabuhan penting dan pusat perdagangan maritim sejak masa pra-kolonial hingga era VOC. Pameran ini mengajak pengunjung untuk merenungkan sejarah panjang dan kompleks wilayah tersebut, serta dampaknya terhadap masa kini.

Pameran ini akan dibuka pada 24 Mei 2025 di Museum MACAN, Jakarta Barat, menawarkan kesempatan bagi publik untuk melihat Sunda Kelapa melalui lensa seorang seniman yang peduli terhadap sejarah dan realitas sosial.