Industri Motor Listrik Nasional Terhambat Ketidakpastian Insentif Pemerintah

Gelombang disrupsi tengah melanda industri kendaraan bermotor listrik roda dua di Indonesia. Penurunan permintaan konsumen menjadi isu utama yang mendera para produsen lokal, khususnya setelah insentif kendaraan listrik yang dijanjikan pemerintah tak kunjung terealisasi selama lima bulan terakhir.

MAKA Motors, salah satu pemain utama di sektor ini, secara terbuka menyampaikan kekhawatiran mereka. Menurut perusahaan, tanpa adanya stimulus yang jelas dari pemerintah, pasar motor listrik akan terus lesu. Situasi ini diperparah dengan berbagai kebijakan yang saling bertentangan, mulai dari potensi pelonggaran aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), keran impor yang dibuka lebar, hingga ketidakpastian mengenai insentif itu sendiri. Imbasnya, penjualan kendaraan listrik secara keseluruhan mengalami penurunan yang signifikan.

Sektor motor listrik menjadi yang paling terpukul akibat ketidakpastian subsidi ini. Berkaca pada tahun sebelumnya, implementasi subsidi sebesar Rp 7 juta per unit mampu mendongkrak penjualan hingga mencapai angka 63 ribu unit, sebuah lonjakan fantastis dibandingkan hanya 11 ribu unit pada tahun sebelumnya. Namun, ironisnya, tanpa dukungan insentif yang berkelanjutan, penjualan motor listrik pada kuartal pertama tahun ini hanya mencapai 2 ribu unit.

Menurut MAKA Motors, hal ini membuktikan bahwa konsumen masih enggan untuk membeli dan memilih untuk menunggu kejelasan terkait kebijakan subsidi. Raditya Wibowo, CEO & Founder MAKA Motors, mengungkapkan bahwa insentif tahun 2024 telah terbukti mampu mempercepat adopsi motor listrik. Namun, yang paling dibutuhkan saat ini adalah kepastian dari pemerintah terkait kelanjutan atau penghentian program subsidi.

"Keputusan ini sangat krusial dan harus segera diumumkan," tegas Raditya. "Jangan biarkan konsumen terus berada dalam ketidakpastian yang justru menghambat pertumbuhan pasar motor listrik di Indonesia. Kami sangat berharap agar pengumuman dan implementasi kebijakan subsidi yang jelas dapat dilakukan selambat-lambatnya pada semester pertama tahun ini."

Raditya menambahkan bahwa pemerintah harus segera mengambil langkah tegas untuk memberikan kepastian kepada pasar. Dengan adanya kejelasan, konsumen dapat membuat keputusan pembelian dengan lebih yakin, dan industri dapat merencanakan langkah strategis ke depan dengan lebih baik. Menurutnya, menunda kepastian sama saja dengan menunda potensi besar yang dimiliki oleh pasar kendaraan listrik nasional.

Berikut adalah beberapa poin penting yang menjadi sorotan dalam situasi ini:

  • Penurunan Permintaan: Tanpa insentif, permintaan konsumen terhadap motor listrik menurun drastis.
  • Ketidakpastian Kebijakan: Wacana relaksasi TKDN dan dibukanya impor memperkeruh suasana.
  • Dampak Subsidi: Subsidi tahun lalu terbukti efektif meningkatkan penjualan.
  • Desakan Produsen: Produsen lokal mendesak pemerintah untuk segera memberikan kepastian.
  • Potensi Pasar: Menunda kepastian sama dengan menunda potensi besar pasar kendaraan listrik nasional.

Para pelaku industri berharap pemerintah segera mengambil tindakan konkret untuk mengatasi masalah ini dan menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi pertumbuhan industri motor listrik di Indonesia.