Demak Didera Banjir Berulang: Tanggul Jebol Ancam Ribuan Warga, Upaya Pemerintah Dikejar

Kabupaten Demak, Jawa Tengah, kembali menghadapi ancaman banjir serius akibat jebolnya tanggul sungai. Peristiwa ini bukan kali pertama terjadi, melainkan siklus tahunan yang merugikan masyarakat dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Jebolnya tanggul Sungai Tuntang tercatat dua kali di Kecamatan Kebonagung pada awal Januari 2025. Kemudian kembali terjadi di Kecamatan Bonang dengan empat titik jebol pada Minggu (18/5/2025). Kondisi ini memperparah kerentanan wilayah Demak terhadap bencana hidrometeorologi.

Banjir Demak pada awal 2024 menjadi catatan kelam, di mana tanggul Sungai Wulan di Kecamatan Karanganyar jebol dan menyebabkan banjir dengan kedalaman mencapai tiga meter. Akses jalan antar kota lumpuh total dan lebih dari 20.000 jiwa harus mengungsi. Persoalan ini mengakar pada kondisi geografis Demak yang berada di hilir dan menjadi muara bagi sejumlah sungai besar. Situasi ini menyebabkan Demak menjadi wilayah yang rentan terhadap limpasan air, terutama saat curah hujan tinggi di daerah hulu.

Bupati Demak, Eisti'anah, mengakui bahwa kondisi tanggul sungai di wilayahnya banyak yang kritis. Namun, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak telah berupaya melakukan normalisasi sungai dalam tiga tahun terakhir, meskipun terkendala anggaran yang terbatas. Koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana terus dilakukan mengingat kewenangan pengelolaan sungai-sungai besar berada di tangan BBWS. Penambalan tanggul yang jebol pun dilakukan melalui koordinasi dengan BBWS.

Menyadari kondisi geografis yang membuat Demak rentan banjir, Eisti'anah menyatakan bahwa banjir sulit dihindari sepenuhnya. Namun, pihaknya terus berupaya melakukan langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi dampaknya. Koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Pusat juga terus dilakukan untuk mencari solusi jangka panjang. Fokus utama saat ini adalah normalisasi sungai.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak pada Kamis (22/5/2025) pukul 12.00 WIB, mencatat 13 desa terendam banjir akibat limpasan sungai dan jebolnya tanggul. Sebanyak 2.959 rumah terendam dan 11.462 jiwa terdampak. Meskipun demikian, belum ada pengungsian yang dilakukan.

Berikut adalah rincian desa yang terdampak banjir:

  • Kecamatan Bonang: Desa Karangrejo, Kembangan, Krajanbogo, Gebangarum, Sukodono, Tridonorejo, dan Desa Tlogoboyo.
  • Kecamatan Karangtengah: Desa Ploso.
  • Kecamatan Sayung: Desa Kalisari dan Desa Sayung.
  • Kecamatan Guntur: Desa Trimulyo dan Desa Sidoharjo.
  • Kecamatan Kebonagung: Desa Mintreng.

Upaya penanganan banjir terus dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk Pemkab Demak, BBWS Pemali Juana, dan BPBD. Diharapkan, langkah-langkah mitigasi yang dilakukan dapat mengurangi dampak banjir dan melindungi masyarakat Demak dari ancaman bencana hidrometeorologi.