Prabowo Subianto Gelar Rapat Terbatas Bahas Hilirisasi Baterai Kendaraan Listrik Pasca Putusnya Kemitraan dengan LG

Presiden terpilih Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, untuk membahas kelanjutan program hilirisasi baterai kendaraan listrik (EV). Rapat ini menjadi krusial menyusul keputusan pemerintah untuk mengakhiri kemitraan dengan perusahaan asal Korea Selatan, LG, dan menjajaki kerjasama baru dengan Huayou asal Tiongkok.

Sejumlah tokoh penting hadir dalam rapat tersebut, termasuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi Rosan Roeslani, dan Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza. Kehadiran Chief Operating Officer (COO) BPI Danantara, Dony Oskaria, juga mengindikasikan fokus pemerintah pada aspek pembiayaan dan investasi dalam proyek hilirisasi ini.

Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, mengonfirmasi bahwa agenda utama rapat adalah membahas perkembangan terbaru dalam proyek baterai EV, khususnya terkait transisi kerjasama dari LG ke Huayou. Pemerintah telah secara resmi memutuskan hubungan kerja sama dengan LG, dan saat ini tengah memproses kemitraan dengan Huayou sebagai penggantinya.

"Hari ini kami mengadakan rapat terbatas untuk membahas kelanjutan proyek baterai EV, terutama terkait dengan LG," ujar Bahlil kepada awak media di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis (22/5/2025).

Bahlil menjelaskan bahwa keputusan untuk beralih ke Huayou telah diambil sejak lama. Rapat ini bertujuan untuk memberikan laporan terkini kepada Presiden Prabowo mengenai perkembangan tersebut. Lebih lanjut, Bahlil menegaskan bahwa surat pemutusan kerjasama dengan LG telah ditandatangani dan dikirimkan. Pemerintah kini tengah fokus menindaklanjuti kemitraan dengan Huayou.

"Secara prinsip, surat pemutusan dengan LG sudah kami kirim. Saya sendiri yang menandatangani surat tersebut," imbuhnya.

Rincian Lebih Lanjut:

Rapat terbatas ini menekankan komitmen pemerintah untuk melanjutkan program hilirisasi baterai EV, yang dianggap sebagai kunci untuk mengembangkan industri kendaraan listrik di Indonesia. Dengan beralih ke mitra baru, pemerintah berharap dapat mempercepat realisasi investasi dan produksi baterai EV dalam negeri.

Fokus Pembahasan:

  • Progres peralihan kerjasama dari LG ke Huayou.
  • Langkah-langkah konkret untuk mempercepat investasi dan produksi baterai EV.
  • Koordinasi antar kementerian dan lembaga terkait untuk memastikan kelancaran proyek hilirisasi.

Keputusan pemerintah untuk mengubah mitra dalam proyek baterai EV ini menunjukkan fleksibilitas dan adaptabilitas dalam menghadapi dinamika investasi global. Dengan menjalin kerjasama dengan Huayou, pemerintah berharap dapat memperoleh teknologi dan investasi yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan prioritas nasional.