Serangan Israel Berulang Kali Targetkan Fasilitas Kesehatan di Gaza, Termasuk Rumah Sakit Indonesia

Gelombang serangan yang menghantam Gaza selama 18 bulan terakhir secara konsisten menyasar fasilitas kesehatan, menimbulkan kekhawatiran mendalam tentang pelanggaran hukum humaniter internasional. Sejumlah besar rumah sakit di Gaza Utara telah menjadi sasaran pemboman, pembakaran, dan pengepungan oleh militer Israel, mengakibatkan kerusakan parah dan hilangnya nyawa.

Di antara fasilitas kesehatan yang terdampak adalah Rumah Sakit Kamal Adwan, Rumah Sakit al-Shifa, Rumah Sakit al-Ahli, dan Rumah Sakit al-Awda. Selain rumah sakit, puluhan klinik, stasiun medis, dan kendaraan ambulans juga menjadi target serangan, semakin memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.

Serangan tidak terbatas pada Gaza Utara. Israel juga telah menggempur rumah sakit di wilayah tengah dan selatan, termasuk Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir el-Balah dan Kompleks Medis Nasser di Khan Younis. Serangan yang meluas ini menunjukkan pola penargetan sistematis terhadap infrastruktur medis, yang melanggar hukum perang.

Rumah Sakit Indonesia dan Rumah Sakit al-Awda adalah dua dari sedikit pusat medis yang masih berfungsi di Gaza. Namun, keduanya baru-baru ini menjadi sasaran tembakan. Insiden terbaru termasuk penembakan di Rumah Sakit al-Awda, yang terjadi ketika direktur rumah sakit, Dr. Mohammed Salha, sedang berbicara dengan Associated Press melalui telepon. Selama panggilan itu, ledakan keras terdengar, dan Dr. Salha melaporkan bahwa seorang petugas keamanan terluka.

Rumah Sakit Indonesia, yang dulunya merupakan rumah sakit terbesar di Gaza utara, saat ini dikepung oleh pasukan Israel. Menurut kelompok bantuan MERC-Indonesia, buldoser Israel telah menghancurkan dinding perimeter rumah sakit. Video yang diposting oleh MERC-Indonesia menunjukkan tank Israel beroperasi hanya beberapa meter dari rumah sakit.

Selain itu, pesawat tak berawak Israel menembaki halaman Rumah Sakit al-Awda. Serangan-serangan ini telah membahayakan nyawa pasien dan staf medis, serta menghambat kemampuan rumah sakit untuk memberikan perawatan penting.

Saat ini, 47 pasien, termasuk hampir 20 anak-anak dan beberapa wanita hamil, masih berada di Rumah Sakit al-Awda, bersama dengan 140 dokter dan staf medis. Kondisi mereka sangat rentan karena berlanjutnya serangan dan pengepungan.

Militer Israel telah membenarkan serangan terhadap rumah sakit dengan menuduh Hamas menggunakan fasilitas tersebut sebagai pusat komando dan menyembunyikan kombatan. Namun, tuduhan ini belum dibuktikan secara independen, dan organisasi hak asasi manusia telah menyatakan keprihatinannya bahwa serangan semacam itu melanggar prinsip proporsionalitas dan perbedaan dalam hukum humaniter internasional.

Serangan yang berulang kali terhadap fasilitas kesehatan di Gaza telah dikecam secara luas oleh organisasi internasional dan kelompok hak asasi manusia. Mereka menyerukan penyelidikan independen atas insiden tersebut dan meminta pertanggungjawaban atas pelanggaran hukum perang.