Misteri Kematian Ibu dan Anak di Tambora: Kesaksian Tetangga Mengungkap Kejanggalan

Misteri Kematian Ibu dan Anak di Tambora: Kesaksian Tetangga Mengungkap Kejanggalan

Penemuan jenazah TSL (59) dan putrinya, ES (35), di dalam sebuah toren air di kediaman mereka di kawasan Tambora, Jakarta Barat, pada pekan lalu telah menggemparkan warga sekitar. Kepolisian pun hingga kini masih berupaya mengungkap tabir kematian tragis ibu dan anak tersebut, yang diduga kuat merupakan aksi pembunuhan. Ketiadaan saksi mata langsung di lokasi kejadian membuat penyelidikan semakin rumit, sehingga keterangan dari para saksi, khususnya tetangga korban, menjadi sangat krusial.

Sejumlah kesaksian dari warga sekitar telah dikumpulkan pihak berwajib. Informasi yang diperoleh dari beberapa tetangga korban, seperti yang dirangkum dari berbagai sumber, mengungkap beberapa poin penting yang mungkin menjadi petunjuk dalam mengungkap kasus ini. Salah satu tetangga, yang bernama Surya, mengungkapkan adanya pertengkaran antara korban TSL dengan anaknya, R, beberapa waktu sebelum kejadian. Perselisihan tersebut dipicu oleh rencana pernikahan R yang tidak mendapat restu dari sang ibu karena kakak perempuannya, ES, belum menikah. Percekcokan keluarga ini menjadi salah satu titik fokus penyelidikan polisi, mengingat potensi motif di balik pembunuhan tersebut.

Namun, kesaksian lain justru menghadirkan kejanggalan. Yanti, Ketua RT setempat, menyatakan bahwa tidak ada warga yang mendengar keributan atau teriakan minta tolong dari rumah korban pada malam sebelum penemuan jenazah. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar, mengingat kedua korban ditemukan tewas di dalam toren air, sebuah tempat yang tentunya akan menimbulkan suara jika terjadi perkelahian atau upaya melawan. Ketiadaan suara ini semakin memperkuat dugaan adanya perencanaan pembunuhan yang terselubung dan dilakukan secara cepat dan efisien.

Yanti juga memberikan keterangan mengenai aktivitas korban sebelum peristiwa nahas tersebut. Ia terakhir kali melihat TSL dan ES pada Sabtu pagi, 1 Maret 2025, sekitar pukul 10.00 WIB. Kedua korban sempat menginformasikan rencana untuk bertemu seseorang dan kembali ke Jawa pada hari itu. Mereka terlihat keluar rumah sekitar pukul 21.00 WIB pada malam harinya. Hilangnya kontak dengan R, anak korban yang melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib, terjadi setelahnya, memicu proses penyelidikan yang lebih intens.

Laporan kehilangan yang dibuat oleh R kepada pihak berwajib menyebutkan bahwa komunikasi terakhirnya dengan sang ibu terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2025, pukul 20.00 WIB. TSL menginformasikan melalui pesan WhatsApp bahwa ia akan menginap di Teluk Gong dan ES akan pulang ke rumah. Namun, setelah menunggu selama lebih dari 24 jam tanpa kabar, R akhirnya melapor ke polisi pada Jumat, 7 Maret 2025.

Kesimpulannya, kasus kematian TSL dan ES di Tambora masih menjadi misteri yang membutuhkan penyelidikan lebih lanjut. Kesaksian para tetangga, meskipun terdapat beberapa perbedaan dan kejanggalan, tetap menjadi potongan penting dalam teka-teki ini. Pihak berwajib diharapkan dapat segera mengungkap pelaku dan motif di balik pembunuhan tersebut untuk memberikan keadilan kepada keluarga korban. Proses investigasi yang teliti dan komprehensif sangat penting dalam mengungkap kebenaran di balik kasus ini.

Ringkasan Kesaksian Tetangga:

  • Surya: Mengungkapkan adanya pertengkaran antara TSL dan anaknya, R, terkait rencana pernikahan R.
  • Yanti (Ketua RT): Tidak mendengar keributan, merasa ada kejanggalan, terakhir melihat korban pada Sabtu pagi, 1 Maret 2025.