Riskana, Kurir Paket di Jakarta: Kisah Perjuangan di Tengah Keterbatasan Usia dan Pendidikan
Di tengah hiruk pikuk metropolitan Jakarta, Riskana, seorang pria berusia 42 tahun, menemukan jalannya sebagai kurir paket. Keterbatasan usia dan latar belakang pendidikan SMA menjadi tantangan yang menghadang langkahnya dalam mencari pekerjaan yang lebih menjanjikan. Namun, semangat pantang menyerah membawanya pada profesi yang meski tak menentu, memberinya penghidupan.
Setiap hari, Riskana menjelajahi sudut-sudut RW 07, Manggarai, Jakarta Selatan, mengantarkan paket-paket ke tangan para pelanggan. Dengan upah Rp 1.800 per paket, ia berjuang mengumpulkan rezeki demi memenuhi kebutuhan hidup. Beruntung, ia ditugaskan di wilayah tempat tinggalnya, sehingga memudahkan mobilitas dan pengenalan area.
Rutinitasnya dimulai setiap pagi di gudang ekspedisi di Tebet. Di sana, ia mengambil tumpukan paket yang telah disortir berdasarkan RW. Tugasnya sederhana, memastikan setiap paket sampai ke alamat tujuan pada hari yang sama. Tidak ada target pasti, hanya komitmen untuk mengosongkan lemari penyimpanan setiap hari. Jika ada paket tersisa, ia akan mengembalikannya untuk pengiriman selanjutnya.
Riskana bekerja dalam empat rit pengiriman setiap hari: pagi, siang, sore, dan malam. Jadwal yang padat ini menuntut fisik yang prima dan ketelitian tinggi. Ia harus memastikan setiap paket terkirim dengan benar dan tepat waktu. Meski lelah, ia tetap bersemangat karena menyadari bahwa pekerjaannya sangat dibutuhkan masyarakat.
Kisah Riskana adalah cerminan realitas banyak pekerja di Indonesia. Keterbatasan usia dan pendidikan seringkali menjadi penghalang dalam mendapatkan pekerjaan yang layak. Namun, dengan kegigihan dan semangat pantang menyerah, mereka mampu menemukan jalan keluar dan memberikan kontribusi bagi keluarga dan masyarakat.