Di balik pengiriman paket yang serba cepat dan praktis, tersimpan kisah pilu yang dialami para kurir. Mereka adalah garda terdepan yang memastikan setiap barang sampai ke tangan penerima dengan selamat. Namun, apa jadinya jika paket yang mereka bawa hilang di tengah jalan? Beban berat pun menimpa pundak mereka.

Aprizal, seorang kurir paket berusia 28 tahun, dengan nada sendu menceritakan pengalaman pahitnya. "Pengalaman paling menyedihkan selama jadi kurir itu paket hilang," ujarnya. Ungkapan yang sama juga terlontar dari Riskana (42), seorang kurir paket lainnya. Ia mengaku sangat terpukul ketika paket yang seharusnya ia antarkan tidak sampai ke tujuan. "Kalau dimaki-maki enggak pernah sih. Kalau menyedihkannya hilang paket pernah, saya hilang pernah satu kali dan harus ganti," tuturnya.

Kehilangan paket bukan hanya sekadar insiden kecil bagi para kurir. Lebih dari itu, mereka harus bertanggung jawab penuh atas setiap paket yang hilang. Tanggung jawab ini tidak hanya berupa ganti rugi materi, tetapi juga tekanan psikologis yang berat. Mereka harus mencari tahu penyebab hilangnya paket, melacak keberadaannya, dan jika tidak berhasil, mereka harus mengganti nilai barang tersebut.

"Enggak ada lagi sih yang menyedihkan selain hilang paket, karena kan enggak tahu entah jatuh di mana, namanya banyak kan," ungkap Riskana dengan nada pasrah. Ia menjelaskan bahwa setelah paket keluar dari gudang ekspedisi, tanggung jawab sepenuhnya berada di tangan kurir. "Karena kan paket sudah dibawa sama saya dari gudang, tapi pas di sini enggak ada. Jadi, saya harus ganti, tahu jatuh di luar atau gimana. Kalau jatuh di gudang, pasti ketemu," imbuhnya.

Kisah para kurir paket ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa di balik kemudahan yang kita nikmati, ada perjuangan dan pengorbanan yang tidak terlihat. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang berjuang keras untuk memastikan setiap paket sampai ke tangan kita dengan selamat. Sudah selayaknya kita memberikan apresiasi dan dukungan kepada mereka.