Banjir Demak Hari Keempat: Warga Pilih Bertahan di Rumah Meski Tanpa Pengungsian

Banjir masih merendam 13 desa di lima kecamatan di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, memasuki hari keempat, Rabu (21/5/2025). Meskipun dilaporkan terjadi sedikit penurunan ketinggian air, sekitar 30 sentimeter di beberapa wilayah seperti Desa Karangrejo dan Desa Kembangan, namun akses jalan dan rumah-rumah warga masih tergenang.

Fenomena menarik yang terjadi adalah keengganan warga untuk mengungsi. Sukaesih (38), seorang warga Dukuh Gagatan, Desa Karangrejo, mengungkapkan alasannya memilih bertahan di rumah. Ia mengatakan bahwa pertimbangan kerugian materi menjadi alasan utama. Sukaesih khawatir jika banjir semakin parah dan merusak rumahnya, biaya perbaikan akan jauh lebih besar daripada kerugian sementara akibat banjir. Ia juga menambahkan bahwa tidak ada fasilitas pengungsian yang disediakan, sehingga ia terpaksa membuat tempat tidur darurat di rumahnya.

Senada dengan Sukaesih, Ana Sofiatun (37), warga Dukuh Gagatan lainnya, juga memilih bertahan di rumah meskipun air sempat mencapai ketinggian lutut. Ketiadaan tempat pengungsian menjadi alasan utama. Ana mempertimbangkan risiko menitipkan anak kecil di musala atau masjid, sehingga ia merasa lebih aman bertahan di rumah. Selain itu, rumah orang tua dan saudaranya juga terdampak banjir, sehingga mengungsi ke tempat mereka bukanlah solusi.

Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak pada hari Rabu (21/5/2025), banjir masih menggenangi wilayah berikut:

  • Kecamatan Bonang: Desa Karangrejo, Kembangan, Krajanbogo, Gebangarum, Sukodono, Tridonorejo, dan Desa Tlogoboyo
  • Kecamatan Karangtengah: Desa Ploso
  • Kecamatan Sayung: Desa Kalisari dan Desa Sayung
  • Kecamatan Guntur: Desa Trimulyo dan Desa Sidoharjo
  • Kecamatan Kebonagung: Desa Mintreng

Banjir ini berdampak pada 11.462 jiwa, namun tidak ada laporan mengenai pengungsian. Kondisi ini menunjukkan bahwa banyak warga yang memilih bertahan di rumah masing-masing dengan berbagai alasan.