Teknologi CCS Diproyeksikan Pacu Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Potensi Ekonomi dari Teknologi Carbon Capture and Storage (CCS)

Teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) semakin menunjukkan potensinya sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menekankan bahwa CCS merupakan salah satu strategi kunci dalam upaya penurunan emisi karbon, yang menjadi prioritas dalam transisi energi global. Investasi besar yang dibutuhkan untuk implementasi CCS diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian.

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM, Ariana Soemanto, menyatakan bahwa implementasi CCS tak terhindarkan seiring dengan tren penurunan emisi. Ia menyoroti efek multiplier yang dihasilkan dari investasi di sektor migas selama ini, dan meyakini bahwa CCS akan memberikan dampak serupa bahkan lebih besar.

Proyek CCS yang Sedang Berjalan

Saat ini, beberapa proyek CCS telah berjalan dan direncanakan di berbagai wilayah Indonesia, di antaranya:

  • Lapangan Sukowati (Pertamina)
  • Pengembangan Proyek Sunda Asri (Pertamina dan ExxonMobil)
  • Blok Masela (Inpex Masela Ltd.)
  • Blok Sakakemang (Repsol)
  • Blok Tangguh (bp), yang telah mencapai Final Investment Decision (FID) dengan tambahan investasi mencapai US$ 7 miliar.

Selain itu, terdapat tiga proyek CCS mandiri yang diusulkan kepada pemerintah dan masih menunggu arahan lebih lanjut.

Indonesia Sebagai Pusat CCS Regional

Kepala Pengembangan Bisnis CCUS bp, Daniel Fletcher, optimis bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat bisnis CCS di kawasan ini. Kondisi geologis yang mendukung, ketersediaan reservoir yang baik, dan regulasi yang progresif menjadi modal utama. Peraturan Menteri ESDM No. 2 Tahun 2023 menjadi landasan hukum bagi penyelenggaraan CCS, mencakup penangkapan, pengangkutan, dan penyimpanan emisi karbon.

Fletcher menekankan pentingnya sumber daya yang memadai, reservoir yang berkualitas, dan regulasi yang jelas untuk keberhasilan proyek CCS. Ia mengapresiasi kemajuan regulasi di Indonesia dan mencontohkan keberhasilan proyek CCS bp di United Kingdom dan Indonesia (Tangguh) pada tahun 2024.

Urgensi Regulasi Tambahan dan Insentif Pemerintah

Diharapkan pemerintah dapat segera menerbitkan regulasi tambahan, terutama untuk implementasi penyimpanan karbon antar negara. Kepastian hukum akan mendorong pertumbuhan ekosistem bisnis CCS, termasuk dukungan dari lembaga keuangan. Fletcher juga menyoroti pentingnya insentif pemerintah untuk memicu dukungan finansial dan mempercepat dekarbonisasi.

Regulasi dan insentif yang tepat akan menarik investasi, membuka lapangan kerja, dan menjadikan Indonesia sebagai pemain kunci dalam teknologi CCS. Dengan demikian, CCS tidak hanya berkontribusi pada pengurangan emisi karbon, tetapi juga menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.