Kisah Inspiratif Makoto Uda: Ekspatriat Jepang Bandingkan Sistem Pendidikan Jepang, AS, dan Indonesia Setelah Raih Gelar MBA di ITB
Pengalaman Berharga Makoto Uda: Menjelajahi Pendidikan di Tiga Negara dan Peran Jembatan Budaya
Makoto Uda, seorang venture capitalist asal Jepang dengan pengalaman internasional yang luas, baru saja menyelesaikan program Magister Administrasi Bisnis (MBA) di Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB). Pengalamannya yang unik, meliputi pendidikan di Jepang, Amerika Serikat, dan Indonesia, memberikan perspektif berharga tentang perbedaan sistem pendidikan di ketiga negara.
Sosok Makoto Uda menjadi perhatian saat wisuda ITB. Dengan rambut dan janggut yang memutih, ia menjadi pemandangan menarik di antara ribuan wisudawan lainnya. Pengalamannya malang melintang di dunia bisnis, mulai dari Sharp Electronics Corporation hingga Mitsubishi Motors, membawanya ke kesimpulan bahwa pendidikan formal tetap relevan dan penting.
Perbandingan Sistem Pendidikan Tinggi
Setelah meraih gelar Sarjana Hukum dari Waseda University (Jepang) pada tahun 1995 dan melanjutkan studi di Duke University School of Law (Amerika Serikat) pada tahun 2009, Makoto memutuskan untuk mengambil MBA di ITB pada tahun 2023. Pengalaman ini memberinya wawasan mendalam tentang perbedaan pendekatan dalam pendidikan tinggi.
Menurutnya, sistem pendidikan di Jepang cenderung menggabungkan akademisi dan praktisi sebagai dosen. Sementara itu, di Amerika Serikat, dosen lebih banyak berasal dari kalangan praktisi, sedangkan di Indonesia, dosen dengan latar belakang akademis lebih dominan.
Pengalaman Belajar di ITB
Makoto memuji lingkungan belajar yang suportif di ITB. Meskipun bahasa menjadi tantangan awal baginya sebagai warga negara asing, dukungan dari teman-teman sekelas membantunya mengatasi kendala tersebut. Ia juga terkesan dengan keramahan dan budaya saling membantu yang ia temukan di Indonesia. Mata kuliah Etika menjadi salah satu favoritnya, menekankan pentingnya kepatuhan pada peraturan dan kebijaksanaan.
Selama dua tahun menempuh studi di SBM ITB, Makoto dibimbing oleh dosen Andika Putra Pratama. Meskipun sering menjadi mahasiswa tertua di kelas, bahkan seumuran dengan beberapa dosen, ia melihat hal ini sebagai kesempatan untuk bertukar pandangan dengan generasi muda.
Tesisnya menyoroti peluang bagi ekspatriat dalam menjembatani kesenjangan komunikasi dan adaptasi budaya di perusahaan afiliasi Jepang. Setelah lulus, Makoto berencana untuk kembali ke dunia industri dan berperan sebagai jembatan budaya antara Jepang dan Indonesia.
Menjadi Jembatan Budaya
Makoto merasa bahwa pemahamannya tentang budaya Indonesia semakin mendalam selama berkuliah di ITB. Ia bertekad untuk membantu para eksekutif Jepang memahami budaya lokal Indonesia dengan lebih baik.
"Di kampus ini, saya justru benar-benar mengenal karakter asli orang Indonesia yang jauh lebih beragam dan menarik," ungkapnya.
Ia berpesan kepada mahasiswa asing yang ingin tinggal atau bekerja di negara lain untuk selalu menghormati budaya setempat. Menurutnya, hal ini penting untuk membangun hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar dan memperoleh wawasan berharga dari keberagaman budaya.
Pesan untuk Mahasiswa Asing
Berikut adalah pesan yang disampaikan Makoto untuk mahasiswa asing:
- Hormati budaya lokal
- Bangun hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar
- Belajar dan dapatkan insight dari keberagaman budaya.
Dengan semangat untuk menjadi jembatan budaya, Makoto Uda siap untuk mengaplikasikan ilmu dan pengalamannya untuk mempererat hubungan antara Jepang dan Indonesia.