Trauma Mendalam Hantui Korban Pelecehan Seksual di RSHS Bandung: Pendampingan Intensif Terus Dilakukan
Kasus pelecehan seksual yang melibatkan seorang dokter di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menyisakan luka mendalam bagi para korban. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat, Hasbullah, mengungkapkan bahwa salah satu korban mengalami trauma berat dan membutuhkan pendampingan intensif.
Menurut Hasbullah, kondisi psikis korban sangat terganggu dan mengalami stres berat pasca-kejadian. Pihaknya terus berupaya memberikan perlindungan dan pendampingan kepada korban yang merupakan pasien RSHS Bandung. Menanggapi informasi yang beredar, Hasbullah mengklarifikasi bahwa korban masih berstatus lajang dan belum menikah. Pihaknya juga telah berkomunikasi dengan keluarga dan kekasih korban untuk membahas penanganan kasus ini.
Hasbullah menekankan pentingnya dukungan dari orang-orang terdekat korban untuk membantu memulihkan kondisi kejiwaannya. Ia bahkan merekomendasikan agar korban segera menikah dengan kekasihnya sebagai salah satu upaya untuk memberikan ketenangan. Hal ini mengingat korban akan menghadapi persidangan yang akan membuka kembali luka lama dan berpotensi memperburuk kondisi psikisnya.
"Karena ke depan masih akan mendapatkan cobaan sidang, kan akan dibuka semua aibnya. Kalau tidak ada yang mendampingi, bisa stres, salah satunya yang bisa mendampingi adalah kekasih korban," kata Hasbullah.
Kasus pelecehan seksual ini melibatkan Priguna Anugerah Pratama, seorang dokter Pendidikan Profesi Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Padjadjaran (Unpad). Ia diduga melakukan pelecehan seksual terhadap keluarga pasien yang dirawat di RSHS Bandung. Hingga saat ini, tercatat ada tiga orang yang menjadi korban. Akibat perbuatannya, dokter residen anestesi tersebut terancam hukuman 12 tahun penjara.