Geopark Kaldera Toba dalam Sorotan: UNESCO Beri Waktu Dua Tahun untuk Perbaikan
Kaldera Toba, keajaiban geologis yang diakui dunia, tengah menghadapi tantangan signifikan. UNESCO, organisasi yang menaungi situs-situs penting dunia, memberikan catatan evaluasi yang dikenal sebagai 'kartu kuning' kepada pengelola Geopark Kaldera Toba pada tahun 2023. Penilaian ini mengindikasikan perlunya perbaikan dan peningkatan dalam pengelolaan geopark tersebut agar tetap memenuhi standar global yang ditetapkan.
Azizul Kholis, General Manager Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark, menjelaskan bahwa 'kartu kuning' ini bukanlah vonis akhir, melainkan kesempatan untuk berbenah. Menurutnya, UNESCO akan kembali melakukan penilaian ulang pada rentang waktu 15 hingga 25 Juli 2025. Tim validator yang akan bertugas berasal dari Jerman dan Korea Selatan. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memberikan dukungan penuh dalam mempersiapkan revalidasi ini. Gubernur Bobby Nasution menginstruksikan OPD terkait, khususnya Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, untuk memfasilitasi segala kebutuhan dan dukungan anggaran yang diperlukan.
'Kartu kuning' ini menandakan masa revalidasi selama dua tahun, bukan merupakan sertifikat atau dokumen fisik. Fokus utama adalah meningkatkan visibilitas geosite agar masyarakat lebih sadar dan memahami tentang geopark. Selain itu, penelitian berkelanjutan terhadap situs geologi, peningkatan kerjasama antar-institusi, dan penyelenggaraan acara yang memperkuat sosialisasi geopark dari aspek geologi, biologi, dan budaya menjadi perhatian utama.
Salah satu poin penting yang menjadi sorotan UNESCO adalah kurangnya partisipasi Badan Pengelola Kaldera Toba dalam forum-forum nasional, regional, dan internasional yang diadakan oleh UNESCO. Partisipasi aktif dalam forum-forum ini memerlukan dukungan anggaran yang signifikan, mengingat kegiatan seringkali diadakan di berbagai belahan dunia seperti Chili, Maroko, Yunani, Prancis, dan Jepang.
UNESCO memberikan dua jenis penilaian, yaitu 'kartu hijau' dan 'kartu kuning'. 'Kartu hijau' menunjukkan bahwa keanggotaan UNESCO Global Geopark (UGGp) diperbarui selama 4 tahun. Sementara 'kartu kuning', seperti yang diterima Geopark Kaldera Toba, memberikan perpanjangan selama 2 tahun dengan kewajiban untuk melaksanakan rekomendasi yang diberikan oleh UNESCO. Dari 34 anggota UGGp yang divalidasi ulang, 29 menerima 'kartu hijau' dan 5 menerima 'kartu kuning'.
Dengan waktu yang tersisa, pengelola Geopark Kaldera Toba diharapkan dapat bekerja keras memenuhi semua persyaratan dan rekomendasi UNESCO. Keberhasilan dalam revalidasi ini akan memastikan keberlanjutan status Geopark Kaldera Toba sebagai bagian dari jaringan geopark global yang diakui dunia.