Komentar Kontroversial Soal Beras, Menteri Pertanian Jepang Mundur dari Jabatan

Krisis harga beras di Jepang memakan korban politik. Taku Eto, Menteri Pertanian Jepang, mengumumkan pengunduran dirinya setelah memicu kemarahan publik akibat komentar yang dianggap meremehkan masalah ketersediaan dan harga beras. Pernyataan tersebut dianggap tidak sensitif mengingat beras adalah makanan pokok di Jepang, dan harga beras telah meningkat tajam dalam setahun terakhir.

Kontroversi bermula ketika Eto menyatakan bahwa ia tidak pernah membeli beras karena selalu menerima pasokan dari para pendukungnya. Pernyataan ini muncul di tengah kekhawatiran masyarakat Jepang mengenai kenaikan harga beras yang signifikan. Harga eceran beras di Jepang telah meningkat dua kali lipat sejak tahun lalu, membebani ekonomi rumah tangga dan memicu ketidakpuasan publik terhadap pemerintah.

"Saya membuat pernyataan yang sangat tidak pantas pada saat warga menderita karena melonjaknya harga beras," ujar Eto kepada wartawan saat mengumumkan pengunduran dirinya.

Pemerintah Jepang sebelumnya telah berupaya menstabilkan harga beras dengan melepaskan cadangan beras pemerintah ke pasar. Namun, langkah ini belum berhasil meredam kenaikan harga secara signifikan. Situasi ini semakin memperburuk citra pemerintah di mata publik.

Kepercayaan publik terhadap Perdana Menteri Shigeru Ishiba juga mengalami penurunan. Jajak pendapat menunjukkan penurunan tingkat dukungan terhadap Ishiba, mencerminkan kekecewaan masyarakat terhadap penanganan masalah ekonomi, khususnya kenaikan harga beras. Lebih dari 87% responden dalam jajak pendapat menilai bahwa respons pemerintah terhadap kenaikan harga beras tidak memadai.

Perbandingan dengan Kondisi di Indonesia

Di sisi lain, Indonesia menunjukkan kondisi yang berbeda dalam hal ketersediaan beras. Stok beras pemerintah Indonesia mencatatkan rekor tertinggi dalam lebih dari lima dekade. Badan Urusan Logistik (Bulog) juga mencatat penyerapan beras yang positif dari petani lokal, tanpa adanya impor beras medium.

Bulog bahkan menyewa gudang tambahan untuk menampung surplus beras. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi beras dalam negeri akan mencapai angka yang signifikan pada pertengahan tahun ini.

Kementerian Pertanian Indonesia mengacu pada laporan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang memperkirakan produksi beras Indonesia akan mencapai tingkat yang tinggi, menjadikan Indonesia sebagai produsen beras terbesar di Asia Tenggara dan memperkuat posisinya sebagai lumbung pangan regional di tengah potensi krisis pangan global.

  • Daftar upaya pemerintah Jepang atasi masalah beras:
    • Melepaskan cadangan beras pemerintah ke pasar
  • Data produksi beras Indonesia:
    • BPS memproyeksikan produksi beras dalam negeri akan mencapai angka yang signifikan pada pertengahan tahun ini.
    • Laporan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang memperkirakan produksi beras Indonesia akan mencapai tingkat yang tinggi