Habiburokhman: Prabowo Subianto Miliki Intuisi Tajam dalam Menilai Orang
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, mengungkapkan pandangannya mengenai kemampuan Presiden Prabowo Subianto dalam membaca karakter seseorang. Menurutnya, Prabowo memiliki semacam intuisi atau indra keenam yang memungkinkannya untuk mengenali individu yang memiliki kecenderungan mencari keuntungan pribadi atau proyek tertentu.
Habiburokhman, yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi III DPR RI, menyampaikan bahwa di lingkungan internal Partai Gerindra, tidak ada yang berani mencoba memanfaatkan Prabowo untuk kepentingan pribadi. Hal ini disebabkan oleh keyakinan bahwa Prabowo mampu mendeteksi niat tersembunyi tersebut dan akan menolak permintaan yang tidak sesuai.
"Saya sejak 2010 di Gerindra, kalau niatnya mau 'ngolah', datang ke Pak Prabowo, pasti tidak dapat. Beliau itu punya semacam indra keenam," ujar Habiburokhman dalam sebuah acara sarasehan di Jakarta, Rabu (21/5/2025).
Lebih lanjut, Habiburokhman menekankan bahwa publik tidak boleh meremehkan kemampuan Prabowo sebagai seorang pemimpin. Ia meyakini bahwa Prabowo tidak dapat dengan mudah dibohongi atau dimanipulasi oleh para menteri di Kabinet Indonesia Maju. Bahkan, para menteri yang melakukan kesalahan, kata Habiburokhman, merasa gugup saat menghadapi rapat dengan Presiden Prabowo.
"Jangan kita meremehkan Pak Prabowo. Jangan berpikir beliau mudah dikelabui menteri. Itu susah sekali. Para menteri saja gemetaran kalau mau rapat dengan Pak Prabowo kalau ada kesalahan," tegasnya.
Selain itu, Habiburokhman juga menyoroti kemampuan Prabowo dalam mengelola sumber daya manusia (SDM) di sekitarnya. Ia mencontohkan bagaimana Prabowo selalu berusaha merangkul orang-orang dari berbagai latar belakang ideologi yang berbeda.
"Kelebihan Pak Prabowo adalah beliau bisa mengelola SDM di sekitarnya. Kalau ada yang terlalu kiri, dirangkul supaya ke tengah. Dulu waktu Pak Prabowo mengakomodasi PKS, saya kritisi. Kalau ada yang terlalu ke kanan, kita tarik ke tengah. Begitu juga kalau ada yang terlalu kiri, kita tarik ke tengah, kita rangkul," jelas Habiburokhman.