Habiburokhman: Menteri yang Bersalah Gentar Hadapi Prabowo dalam Rapat

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, mengungkapkan bahwa para menteri dalam kabinet pemerintahan mendatang akan merasa gentar jika memiliki kesalahan saat berhadapan dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam rapat.

Habiburokhman menegaskan bahwa publik tidak boleh meremehkan Prabowo. Menurutnya, Prabowo bukanlah sosok yang mudah dibohongi atau dimanipulasi oleh para pembantunya di kabinet. "Jangan kita underestimate dengan Pak Prabowo. Jangan seolah-olah Pak Prabowo gampang saja dikibulin para menteri, akan gampang saja dikerjain para menterinya. Enggak, bos. Susah banget," ujarnya dalam sebuah acara di Jakarta.

Lebih lanjut, Habiburokhman yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi III DPR RI, menyatakan bahwa para menteri yang memiliki kesalahan akan merasa gemetar saat akan mengikuti rapat dengan Prabowo. Ia mengaku mengetahui betul hal tersebut.

"Itu menteri-menteri mau rapat dengan Pak Prabowo saja sudah gemetaran kalau ada kesalahan. Saya tahu banget," kata Habiburokhman.

Habiburokhman juga menjelaskan bahwa Prabowo memiliki kemampuan untuk membedakan orang yang tulus dan orang yang memiliki maksud tersembunyi. Ia menyebut, jika seseorang datang dengan niat tidak ikhlas, maka orang tersebut tidak akan mendapatkan apa pun dari Prabowo.

Politisi Gerindra itu kemudian menceritakan pengalamannya sejak bergabung dengan Partai Gerindra pada tahun 2010. Ia mengatakan bahwa Prabowo tidak mudah dikelabui oleh orang-orang yang berusaha memanfaatkannya.

"Saya 2010 masuk Partai Gerindra sampai sekarang, kalau kita sudah bawaannya mau ngolah, datang ke dia dalam tanda kutip, enggak dapat," ujarnya.

Habiburokhman bahkan menduga bahwa Prabowo memiliki semacam indra keenam yang memungkinkannya untuk mengetahui siapa saja orang-orang yang memiliki niat buruk.

Selain itu, Habiburokhman juga menyoroti kemampuan Prabowo dalam memanfaatkan sumber daya manusia (SDM) di sekitarnya. Ia menjelaskan bahwa Prabowo memiliki strategi khusus dalam mengelola SDM dan menyadari realitas politik saat ini yang mengharuskan adanya koalisi.

"Karena dia... Enggak tahu ya, dia ada kayak indra keenam gitu lho, bos, Pak Prabowo ini. Ada yang tukang olah, dia tahu. Memang tentu Pak Prabowo ini punya strategi dalam mengelola SDM di sekitar beliau. Dan ini juga ada masalah realitas politik. Enggak mungkin saat ini ada parpol yang bisa berkuasa sendirian," kata Habiburokhman.