Luapan Sungai Sebabkan Banjir Rendam Permukiman di Tasikmalaya, Warga Gotong Royong Evakuasi Korban Sakit
Banjir Landa Tasikmalaya, Warga Tandu Korban Sakit
Hujan deras yang mengguyur sejak Selasa (20/5/2025) hingga Rabu (21/5/2025) siang menyebabkan banjir di beberapa wilayah di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Luapan Sungai Citanduy dan Cikidang menjadi penyebab utama banjir yang merendam ratusan rumah di Kampung Bojongsoban, Hegarsari, Cicalung, dan Mekarsari, Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik.
Ketinggian air mencapai 1,5 meter, memaksa sebagian warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Pemerintah desa dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya telah menyediakan lokasi pengungsian bagi warga terdampak.
Kondisi darurat ini mendorong solidaritas warga. Kepala desa Tanjungsari, Amas, bersama warga lainnya, mengevakuasi seorang warga yang sakit menggunakan tandu. Aksi heroik ini dilakukan karena perahu evakuasi tidak dapat menjangkau gang-gang sempit di perkampungan.
"Saat evakuasi warga sakit pakai tandu, lokasinya berada di gang perkampungan yang perahu evakuasi tak bisa masuk lokasi. Jadinya tadi bersama warga dibuat tandu untuk menerjang banjir dibawa ke lokasi aman," ujar Amas.
Banjir tidak hanya melanda Kecamatan Sukaresik, tetapi juga meluas hingga ke wilayah Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, yang berbatasan dengan Tasikmalaya. Meluapnya Sungai Citanduy dan Cikidang menjadi penyebab utama banjir di wilayah ini setiap kali hujan deras mengguyur.
Upaya penanggulangan banjir sebenarnya telah dilakukan sejak tahun 2014, termasuk normalisasi sungai. Namun, wilayah tersebut masih rentan terhadap banjir saat curah hujan tinggi.
Banjir Langganan
Banjir di Sukaresik merupakan kejadian berulang setiap tahunnya saat musim hujan tiba. Meluapnya Sungai Citanduy dan Cikidang menjadi penyebab utama banjir yang merendam permukiman warga.
"Ini sekarang tinggi air banjir rata-rata masih 1 meter, menutup akses jalan perkampungan dan fasilitas lainnya. Empat kampung yang terparah biasanya kalau terjadi banjir," kata Amas.
Meski banjir merendam rumah mereka, tidak semua warga mengungsi. Sebagian besar warga laki-laki memilih untuk tetap tinggal di rumah mereka untuk menjaga barang-barang berharga dan menunggu air surut. Sementara itu, para ibu, lansia, anak-anak, dan warga yang sakit dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
"Biasanya kalau hujannya sudah reda, air banjir biasanya langsung surut. Tapi, tetap saat banjir proses evakuasi dilakukan untuk menghindari hal tak diinginkan," imbuhnya.
Saat ini, petugas BPBD, TNI-Polri, Tagana, dan relawan bencana lainnya masih bersiaga di lokasi banjir untuk membantu proses evakuasi dan memberikan bantuan kepada warga terdampak.
Kondisi cuaca di wilayah Tasikmalaya masih belum membaik. Hujan deras terus mengguyur sejak Selasa malam hingga Rabu siang, meningkatkan risiko banjir susulan.