Analisis Pasar Saham Pekan Ini: Tiga Rekomendasi Saham dari IPOT di Tengah Sentimen Global dan Domestik

Analisis Pasar Saham Pekan Ini: Tiga Rekomendasi Saham dari IPOT di Tengah Sentimen Global dan Domestik

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penguatan signifikan sebesar 5,83 persen dalam sepekan terakhir (3-7 Maret 2025), diiringi aliran dana masuk mencapai Rp 144,1 miliar. Meskipun demikian, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi, menekankan pentingnya mencermati sentimen global dan domestik untuk memaksimalkan peluang investasi pada periode 10-14 Maret 2025. Pertimbangan yang matang terhadap faktor-faktor makro ekonomi menjadi kunci keberhasilan dalam navigasi pasar saham yang dinamis.

Sentimen Global yang Mempengaruhi Pasar Saham

Beberapa faktor global utama berpotensi membentuk pergerakan pasar saham pekan ini:

  1. Kebijakan Tarif Donald Trump: Ketidakpastian seputar kebijakan tarif yang diterapkan oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, masih menjadi sorotan utama. Fluktuasi dan perubahan mendadak dalam kebijakan ini berpotensi meningkatkan ketidakpastian pasar dan memicu kekhawatiran investor, sebagaimana ditegaskan Imam Gunadi dalam keterangan resminya pada Senin (10/3/2025).

  2. Data Inflasi AS: Rilis data inflasi AS pada Rabu, 12 Maret 2025, menjadi fokus perhatian pasar. Konsensus pasar memprediksi penurunan inflasi tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 2,9 persen dari angka 3 persen pada Januari. Inflasi inti juga diproyeksikan turun menjadi 3,2 persen dari 3,3 persen sebelumnya. Data ini akan sangat berpengaruh terhadap arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) dan secara tidak langsung mempengaruhi pasar saham global.

  3. Pergerakan Harga CPO: Peningkatan harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) sebesar 3 persen pada akhir pekan lalu, didorong oleh serangan hama di perkebunan sawit Malaysia dan kondisi cuaca buruk yang mengakibatkan banjir dan gangguan produksi. Data stok CPO dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB) yang akan dirilis pada 11 Maret 2025, akan menjadi penentu arah pergerakan harga CPO selanjutnya dan berdampak pada saham-saham terkait.

Sentimen Domestik: Dampak Kebijakan B50

Di pasar domestik, rencana pemerintah untuk meningkatkan mandatori biodiesel menjadi 50 persen (B50) pada tahun 2026 dari 40 persen saat ini, menjadi sentimen penting. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil dan menekan emisi karbon. Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) memperkirakan peningkatan kapasitas produksi biodiesel hingga 4 juta kiloliter diperlukan untuk memenuhi kebutuhan B50, mengingat kapasitas produksi saat ini mencapai 19,6 juta kiloliter. Peningkatan mandatori B50 diperkirakan akan meningkatkan permintaan CPO domestik, yang berpotensi mengurangi pasokan ekspor dan mempengaruhi harga CPO global.

Rekomendasi Saham dari PT Indo Premier Sekuritas

Berdasarkan analisis terhadap sentimen global dan domestik, PT Indo Premier Sekuritas memberikan rekomendasi saham berikut:

  1. INCO (Buy on breakout): Entry 3.160, Target 3.400, Stop Loss <3.040. Stimulus ekonomi China diproyeksikan mendorong industri manufaktur dan meningkatkan permintaan nikel.
  2. ADMR (Buy on pullback): Entry 860–885, Target 950, Stop Loss <830. Perusahaan di sektor batu bara metalurgi ini berpotensi diuntungkan dari stimulus China dan dampak keluarnya AS dari Just Energy Transition Partnership (JETP).
  3. LSIP (Buy on pullback): Entry 1.080–1.100, Target 1.160, Stop Loss <1.055. Penguatan harga CPO dan peningkatan permintaan selama Ramadan berpotensi menjadi katalis positif bagi emiten CPO ini.

Disclaimer: Artikel ini semata-mata bertujuan untuk memberikan informasi dan analisis pasar. Rekomendasi saham yang disebutkan berasal dari analis sekuritas terkait. Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul dari keputusan investasi. Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab investor. Riset menyeluruh sangat dianjurkan sebelum mengambil keputusan investasi apa pun.