Polisi Tertibkan Puluhan Juru Parkir Liar dan 'Pak Ogah' di Kawasan Tambora

Aparat kepolisian dari Sektor Tambora, Jakarta Barat, baru-baru ini melakukan penertiban terhadap aktivitas parkir liar dan keberadaan 'pak ogah' yang meresahkan masyarakat di sejumlah titik strategis di wilayah hukumnya. Sebanyak 22 orang yang terlibat dalam praktik ilegal tersebut berhasil diamankan dalam operasi yang bertujuan untuk menciptakan ketertiban umum dan memberikan rasa aman kepada para pengguna jalan.

Kompol Muhammad Kukuh Islami, Kepala Kepolisian Sektor Tambora, menegaskan bahwa tindakan tegas akan terus dilakukan terhadap segala bentuk premanisme jalanan yang mengganggu ketertiban dan kenyamanan masyarakat. Menurutnya, puluhan juru parkir liar dan 'pak ogah' yang terjaring operasi tersebut langsung dibawa ke Mapolsek Tambora untuk didata dan diberikan pembinaan. Selain pendataan, mereka juga mendapatkan peringatan keras agar tidak mengulangi perbuatan yang melanggar hukum dan meresahkan masyarakat.

Operasi penertiban ini menyasar beberapa lokasi yang dianggap rawan terhadap praktik parkir liar dan aktivitas 'pak ogah', di antaranya:

  • Jalan Kopi (Kelurahan Roa Malaka)
  • Jalan Betet (Kelurahan Tambora)
  • Jalan KH Moh Mansyur
  • Rel Kereta Jembatan Besi Raya (Kelurahan Krendang)
  • Perempatan Al Jihad Jembatan Besi
  • Perlintasan Rel Bandengan Selatan (Kelurahan Pekojan)
  • Jalan Pekapuran (Kelurahan Tanah Sareal)

Kompol Kukuh menambahkan bahwa operasi serupa akan terus digencarkan secara berkelanjutan dengan melibatkan berbagai unsur terkait, termasuk TNI dan Pemerintah Kota Jakarta Barat. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga kondusifitas wilayah, menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seluruh warga, serta memberantas potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat di lapangan.

Penertiban ini merupakan bagian dari Operasi Kepolisian Kewilayahan dengan sandi "Berantas Jaya-2025" yang digelar oleh Polda Metro Jaya selama 15 hari, mulai tanggal 9 hingga 23 Mei 2025. Operasi ini secara khusus menargetkan segala bentuk aksi premanisme, baik yang dilakukan secara individu maupun kelompok, dengan tujuan untuk menciptakan Jakarta yang lebih aman dan tertib.

Irjen Karyoto, Kepala Polda Metro Jaya, menegaskan bahwa tidak ada toleransi terhadap segala bentuk premanisme dan semua pelaku akan ditindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku. Operasi "Berantas Jaya-2025" melibatkan ratusan personel gabungan dari unsur Polri, TNI, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Keterlibatan berbagai unsur ini menunjukkan komitmen yang kuat dari aparat keamanan dan pemerintah daerah untuk memberantas premanisme dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi seluruh masyarakat.