Semarang Pertimbangkan Model Pembinaan Ala Militer, Gubernur Jateng Ingatkan Prosedur Hukum
markdown Upaya Pemerintah Kota Semarang untuk mengatasi kenakalan remaja melalui pendekatan yang unik mendapat tanggapan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, tengah menjajaki kemungkinan penerapan model pembinaan disiplin ala militer, terinspirasi dari program serupa yang pernah diterapkan di Jawa Barat. Gagasan ini muncul sebagai respons terhadap maraknya aksi kenakalan remaja seperti tawuran, balap liar, dan tindakan vandalisme yang meresahkan masyarakat.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, memberikan tanggapan positif terhadap inisiatif tersebut. Beliau menyatakan bahwa segala upaya yang bertujuan untuk kebaikan anak-anak adalah hal yang baik dan patut didukung. Namun, beliau menekankan pentingnya memperhatikan aspek hukum dan kewenangan yang berlaku, mengingat siswa SMA berada di bawah naungan pemerintah provinsi. Menurutnya, penanganan terhadap siswa yang bermasalah harus dilakukan sesuai dengan koridor hukum yang berlaku dan melibatkan berbagai pihak terkait.
Luthfi mengingatkan bahwa anak-anak di bawah umur masih menjadi tanggung jawab orang tua, sehingga keterlibatan keluarga dalam proses pembinaan sangatlah penting. Selain itu, peran sekolah, termasuk guru Bimbingan Konseling (BK) dan pengawas sekolah, juga tidak boleh diabaikan. Sekolah diharapkan dapat mengoptimalkan fungsinya dalam memberikan bimbingan dan pengawasan kepada siswa.
Lebih lanjut, Gubernur Luthfi menekankan pentingnya melibatkan siswa dalam kegiatan-kegiatan positif di sekolah. Keikutsertaan dalam organisasi siswa intra sekolah (OSIS) dan kegiatan ekstrakurikuler dapat menjadi wadah bagi siswa untuk menyalurkan energi dan minatnya secara positif, sekaligus menjauhkan mereka dari perilaku-perilaku yang menyimpang.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, sebelumnya menyatakan bahwa wacana pengiriman remaja pelaku kenakalan ke barak militer masih dalam tahap kajian mendalam. Beliau berencana mengirimkan tim ke Jawa Barat untuk mempelajari secara langsung implementasi program tersebut dan menyesuaikannya dengan kondisi dan kebutuhan Kota Semarang. Agustina menekankan bahwa program ini tidak akan serta-merta diterapkan begitu saja, melainkan akan melalui proses evaluasi yang cermat untuk memastikan efektivitas dan kesesuaiannya dengan karakteristik Kota Semarang.
"Saya hanya membacanya dari media dan itu menurut saya bukan hal yang bisa diikuti secara langsung begitu. Saya harus pelajari dulu," ujar Agustina, menekankan perlunya studi lapangan dan analisis mendalam sebelum mengambil keputusan.
Agustina menambahkan bahwa Pemerintah Kota Semarang perlu memahami konsep pendekatan tersebut secara komprehensif, termasuk mekanisme implementasinya di lapangan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa program tersebut dapat berjalan efektif dan memberikan dampak positif bagi pembinaan remaja di Kota Semarang. Meskipun ide tersebut dinilai bagus, Agustina menekankan bahwa detail implementasi menjadi kunci keberhasilan program ini.