Kecelakaan di Bone, Korban Diduga Tak Mendapat Pelayanan Optimal di Puskesmas, Keluarga Bertindak Sendiri

Kekecewaan mendalam dirasakan oleh keluarga seorang pria bernama Henri (28), warga Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Henri, yang dalam kondisi kritis, diduga tidak mendapatkan penanganan yang memadai saat dilarikan ke Puskesmas Tanabatue.

Sudarmin Bakri, Kepala Dusun Bance'e, mengungkapkan kekecewaannya. Menurutnya, warga yang menjadi korban kecelakaan tersebut tidak segera mendapatkan pertolongan. "Warga kami sekarat habis kecelakaan. Kami menunggu kurang lebih 1 jam di Puskesmas Tanabatue dan tidak ada kejelasan mau dibawa ke mana, padahal itu wargaku sudah tidak sadarkan diri," ujarnya.

Insiden kecelakaan terjadi di perbatasan Kabupaten Bone dan Maros, tepatnya di Dusun Bance'e, Desa Poleonro, Kecamatan Libureng, pada Selasa (20/5) sekitar pukul 23.00 Wita. Henri segera dilarikan ke Puskesmas Tanabatue pada tengah malam.

Karena merasa tidak ada tindakan yang memadai dari pihak puskesmas, Sudarmin berinisiatif membawa Henri ke RS Lamappanenning. Namun, kendala muncul karena tidak ada sopir ambulans yang bertugas. "Kami melihat tidak ada tindakan untuk membawa pasien ke rumah sakit yang layak, maka kami yang membawanya sendiri. Kami juga menyetir sendiri mobil ambulans untuk mengantar warga kami yang sekarat karena tidak ada sopirnya itu ambulans," ungkapnya.

Sudarmin menyadari bahwa tindakannya menggunakan ambulans puskesmas mungkin melanggar aturan, namun ia menegaskan bahwa prioritas utamanya adalah menyelamatkan nyawa Henri. "Kami minta maaf kalau itu menyalahi aturan menggunakan mobil ambulans milik puskesmas. Kami hanya berpikir untuk menyelamatkan pasien yang sekarat," imbuhnya.

Saat ini, Henri telah mendapatkan perawatan di RS Lamappanenning. Sudarmin berharap insiden ini menjadi perhatian bagi Kepala Puskesmas Tanabatue agar memperbaiki pelayanan.

"Alhamdulillah perawat di RS Lamappapenning menerima kami dengan baik dan langsung melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasien. Mungkin kepala puskesmas yang baru dilantik ini di Puskesmas Tanabtue bisa memperhatikan masalah sopir ambulans ini," jelasnya.

Menanggapi kejadian ini, Plt Kadinkes Bone, drg. Yusuf Tolo, membenarkan adanya pasien kecelakaan lalu lintas yang masuk ke Puskesmas Tanabatue. Ia mengklaim bahwa pasien telah dilayani sesuai prosedur.

"Masuk di Puskesmas Tanabatue sesuai dengan tindakan. Tetapi karena kondisinya di luar batas kewenangan puskesmas dan mengharuskan pasien dirujuk," jelasnya.

Yusuf menjelaskan bahwa puskesmas memiliki Sistem Rujukan Terintegrasi (Sisrute) untuk merujuk pasien ke rumah sakit terdekat. Namun, keluarga pasien disebut tidak sabar menunggu proses tersebut.

"Keluarga pasien tidak mau menunggu, padahal petugas baru menunggu balasan dari sistem Sisrute. Di sistem itu dipastikan ada jawaban terkait tempat pasien, dan dokternya," sebutnya.

Karena ketidaksabaran keluarga, petugas puskesmas akhirnya membuatkan rujukan manual. Selain itu, ketidaktersediaan sopir ambulans karena sedang dirumahkan memaksa kepala dusun untuk mengemudikan ambulans sendiri.

"Makanya Pak Dusun ini yang inisiatif yang bawa mobil, dan pas dibawa ada perawat 2 orang, dengan infus terpasang, serta didampingi sampai ke RS Lamappanenning," bebernya.