Waspada! Tiga Kebiasaan Masa Muda Ini Berpotensi Merusak Fungsi Otak
Seorang ahli neurologi dari University of Michigan, Baibing Cheng, mengungkapkan penyesalannya atas beberapa kebiasaan yang dilakukannya di masa muda. Ia pun memberikan peringatan kepada generasi muda untuk menghindari kesalahan serupa, karena kebiasaan-kebiasaan tersebut berpotensi merusak fungsi otak.
Dampak Negatif Konsumsi Gula Berlebihan
Salah satu kebiasaan yang sangat disesali Cheng adalah konsumsi soda setiap hari saat remaja. Dulu, ia sering mengonsumsi satu hingga dua kaleng soda setelah pulang sekolah, ditambah dengan camilan manis. Saat itu, ia belum menyadari bahaya konsumsi gula berlebihan bagi kesehatan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa asupan makanan tinggi gula dapat menyebabkan resistensi insulin, meningkatkan risiko diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, peradangan kronis, dan penurunan kognitif. Konsumsi gula berlebihan dalam jangka panjang juga dapat meningkatkan risiko demensia, termasuk penyakit Alzheimer.
Bahaya Mendengarkan Musik Terlalu Keras
Kebiasaan lain yang juga disesali Cheng adalah mendengarkan musik dengan volume terlalu keras melalui earphone. Kebiasaan ini dapat merusak sel-sel rambut di koklea, yang tidak dapat beregenerasi. Kerusakan ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran, tinitus (telinga berdenging), dan gangguan suasana hati seperti depresi dan kecemasan.
Penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara gangguan pendengaran dan penurunan fungsi kognitif. Hal ini disebabkan karena otak harus bekerja lebih keras untuk memproses suara ketika pendengaran terganggu. Saat ini, Cheng membatasi volume earphone hanya sampai 60 persen dan tidak lebih dari 60 menit per hari.
Pentingnya Pola Tidur yang Baik
Cheng juga mengakui bahwa ia sering begadang untuk menonton TV atau bermain game di masa muda. Saat itu, ia belum menyadari pentingnya tidur yang cukup. Padahal, durasi dan kualitas tidur sangat penting bagi kesehatan otak.
Tidur memegang peranan penting dalam konsolidasi memori, pemrosesan emosi, dan pembersihan limbah dari otak. Sebagai seorang dokter, Cheng tidak selalu bisa mendapatkan tidur yang cukup karena tuntutan pekerjaan. Ia pun memperjuangkan perubahan di dunia medis agar para tenaga kesehatan bisa mendapatkan waktu tidur yang layak.
Perubahan struktural jangka panjang pada otak dapat menimbulkan konsekuensi yang bertahan lama. Namun, beberapa dampak kognitif dan perilaku yang terkait dengan kurang tidur dapat diatasi dengan memperbaiki kebiasaan tidur. Oleh karena itu, penting untuk menjaga pola tidur yang baik demi kesehatan otak.