Gaya Hidup Tak Sehat Picu Kenaikan Kasus Stroke di Kalangan Usia Muda

Gaya Hidup Modern Jadi Pemicu Utama Stroke pada Usia Muda

Stroke, yang dulunya dianggap sebagai penyakit orang tua, kini semakin sering menyerang usia muda. Perubahan gaya hidup yang drastis menjadi salah satu faktor utama penyebab peningkatan kasus stroke di kalangan individu berusia di bawah 45 tahun. Hal ini menjadi perhatian serius bagi para ahli kesehatan.

Direktur Medik dan Keperawatan RS PON, dr. Reza Aditya Arpandy, SpS, menjelaskan bahwa sebagian besar kasus stroke pada usia muda berkaitan erat dengan faktor risiko yang sebenarnya dapat dicegah. Faktor-faktor tersebut meliputi:

  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Kolesterol tinggi (dislipidemia)
  • Gula darah tinggi (diabetes)
  • Kebiasaan merokok
  • Obesitas
  • Kurangnya aktivitas fisik

"Stroke pada usia muda seringkali disebabkan oleh kombinasi gaya hidup tidak sehat dan riwayat penyakit penyerta yang tidak terkontrol," ujar dr. Reza. Ia menekankan pentingnya pengendalian faktor risiko untuk mencegah stroke, mengingat sekitar 90 persen kasus stroke sebenarnya dapat dicegah dengan pengelolaan yang tepat.

Selain faktor gaya hidup, stroke pada usia muda juga dapat dipicu oleh kelainan bawaan pada pembuluh darah otak, seperti AVM (arteriovenous malformation) atau aneurisma. Kelainan ini menyebabkan pembuluh darah menjadi lebih rentan pecah dan menyebabkan perdarahan. Gangguan pembekuan darah dan riwayat migrain berat juga dapat menjadi pemicu stroke pada usia muda.

Oleh karena penyebab stroke pada usia muda sangat bervariasi, penting untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh guna menentukan penyebab pastinya. Dengan mengetahui penyebab yang mendasari, penanganan dan pencegahan stroke berulang, terutama pada usia muda, dapat dilakukan lebih efektif.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah berupaya meningkatkan deteksi dini dislipidemia pada pasien diabetes melitus dan hipertensi sebagai upaya pencegahan stroke. Target pada tahun 2024 adalah mencapai deteksi dini pada 90 persen atau sekitar 10,5 juta penduduk. Namun, capaian saat ini masih jauh dari target, yaitu sekitar 11,3 persen.

Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih masif dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, organisasi profesi, sektor swasta, dan masyarakat, untuk meningkatkan capaian deteksi dini stroke dan menurunkan risiko stroke di Indonesia. Peran aktif masyarakat dalam menjaga kesehatan dan menerapkan gaya hidup sehat sangatlah penting untuk mencegah stroke, terutama di usia muda.