Perjalanan Jakarta-Bandung menjadi ajang pembuktian bagi efisiensi mobil listrik Geely EX5. Kendaraan yang diprediksi hadir di pasar otomotif pada awal tahun 2025 ini, dibekali baterai berkapasitas 60,22 kWh, menjanjikan jarak tempuh hingga 495 km berdasarkan standar NEDC. Namun, seberapa realistis klaim tersebut dalam kondisi jalanan sehari-hari?

Dalam pengujian yang melibatkan berbagai kondisi jalan, mulai dari lalu lintas padat perkotaan, jalan tol yang lengang, hingga rute berkelok dan berbukit di kawasan Subang dan Lembang, Geely EX5 diuji ketahanannya. Pengujian dimulai dengan penggunaan mode Comfort di area perkotaan, kemudian beralih ke mode Sport di jalan tol untuk merasakan performa maksimal. Ketika memasuki rute menanjak dan berkelok setelah Subang, mode Eco diaktifkan untuk mengoptimalkan efisiensi.

Hasilnya cukup menarik. Pada pemberhentian pertama di Asstro Highland, setelah menempuh jarak 158,2 km dengan kecepatan rata-rata 52 km/jam, konsumsi daya rata-rata tercatat sebesar 17,3 kWh per 100 km, atau setara dengan 5,78 km per kWh. Perjalanan dilanjutkan menuju Bandung melalui Lembang, di mana kondisi jalan yang didominasi turunan memberikan keuntungan tersendiri. Fitur regenerative braking memainkan peran penting dalam mengisi daya baterai, sehingga mampu menekan konsumsi listrik secara signifikan.

Setibanya di hotel di kawasan Cihampelas, Bandung, konsumsi daya rata-rata menunjukkan angka yang lebih baik, yaitu 14,2 kWh per 100 km atau 7 km per kWh. Berdasarkan data ini, dengan kapasitas baterai penuh, Geely EX5 berpotensi menempuh jarak hingga 421,5 km. Angka ini memang lebih rendah dari klaim NEDC, tetapi perlu diingat bahwa pengujian ini tidak dilakukan dengan metode eco-driving yang berfokus pada efisiensi maksimal. Dengan penerapan gaya berkendara yang lebih hemat energi, jarak tempuh yang lebih optimal sangat mungkin dicapai.

• Mode Berkendara: Comfort, Sport, Eco
• Fitur: Regenerative Braking
• Kondisi Jalan: Perkotaan padat, Tol, Menanjak, Menurun