Indonesia Optimalkan Pengelolaan Utang Melalui Konversi Mata Uang Bersama ADB Senilai 3,3 Miliar Dolar AS

Pemerintah Indonesia, dengan dukungan dari Asian Development Bank (ADB), telah berhasil melakukan konversi pinjaman dalam denominasi mata uang asing, yaitu Dolar Amerika Serikat (USD) dan Yen Jepang (JPY), menjadi Rupiah (IDR) senilai total 3,3 miliar Dolar AS. Langkah strategis ini menandai tonggak penting dalam pengelolaan utang negara dan upaya stabilisasi ekonomi makro.

Transaksi konversi yang melibatkan 27 pinjaman pemerintah ini, senilai sekitar 54,07 triliun Rupiah dengan kurs saat itu (Rp 16.386 per USD), merupakan inisiatif konversi mata uang lokal berskala besar pertama yang difasilitasi oleh ADB. Keberhasilan ini membuka peluang untuk implementasi transaksi serupa di masa depan, memperkuat kerjasama antara Indonesia dan ADB dalam mendukung stabilitas keuangan regional.

Roberta Casali, Wakil Presiden ADB untuk Keuangan dan Manajemen Risiko, menekankan bahwa langkah ini sejalan dengan strategi ADB untuk mempromosikan pengembangan pasar mata uang lokal di kawasan Asia-Pasifik. Konversi utang ini diharapkan dapat membantu negara-negara anggota mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan tangguh melalui pengelolaan mata uang yang lebih efisien.

Wakil Menteri Keuangan Indonesia, Thomas Djiwandono, menjelaskan bahwa konversi utang ini akan mengurangi kebutuhan pembiayaan dalam mata uang asing dan meminimalkan risiko fluktuasi nilai tukar. Hal ini akan menciptakan ruang fiskal yang lebih besar bagi pemerintah untuk memprioritaskan alokasi anggaran pada kebutuhan mendesak lainnya, seperti pembangunan infrastruktur, program sosial, dan penanganan bencana.

ADB terus aktif menjajaki peluang pembiayaan dalam mata uang lokal di seluruh kawasan Asia dan Pasifik. Melalui penerbitan obligasi dalam mata uang lokal dan pengembangan pasar derivatif, ADB telah memainkan peran penting dalam memajukan pembiayaan dalam mata uang lokal. Portofolio mata uang lokal ADB secara keseluruhan telah mencapai lebih dari 5 miliar Dolar AS pada tanggal 30 April 2025, mencakup lebih dari sepertiga dari total pinjaman sektor swasta dan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 50% di tahun-tahun mendatang.

Sebagai informasi, ADB didirikan pada tahun 1966 dan beranggotakan 69 negara, dengan 50 di antaranya berasal dari kawasan Asia dan Pasifik. ADB terus bekerja sama dengan negara-negara anggota dan mitra untuk mengatasi tantangan pembangunan yang kompleks, melalui penggunaan instrumen keuangan inovatif dan kemitraan strategis.

Berikut rincian penting dari berita ini:

  • Jumlah pinjaman yang dikonversi: 27 pinjaman
  • Total nilai konversi: 3,3 miliar Dolar AS (sekitar 54,07 triliun Rupiah)
  • Mata uang yang dikonversi: Dolar AS dan Yen Jepang ke Rupiah
  • Tujuan konversi: Mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar dan menciptakan ruang fiskal
  • Peran ADB: Memfasilitasi konversi dan mendukung pengembangan pasar mata uang lokal