Aksi Kekerasan di Bangkalan, Siswa SMP Jadi Korban Pemukulan, Dinas Pendidikan Turun Tangan

Aksi Kekerasan Terjadi di Bangkalan, Siswa SMP Dianiaya Teman Sekolah

Kasus kekerasan kembali mencoreng dunia pendidikan. Seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Klampis, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh teman sekelasnya. Insiden ini terekam dalam sebuah video yang kemudian viral di media sosial, memicu kemarahan dan keprihatinan dari berbagai pihak.

Dalam video tersebut, tampak korban yang diketahui berinisial AS (15), berseragam sekolah, dikelilingi oleh beberapa orang yang diduga sebagai keluarga pelaku. Situasi memanas ketika seorang pria berbaju merah memegangi AS, sementara pelaku, yang diidentifikasi sebagai IS, melancarkan pukulan bertubi-tubi.

Menurut keterangan ayah korban, Suherman, peristiwa ini bermula dari kejadian di sekolah terkait penertiban rambut siswa yang dianggap panjang. Korban disebut-sebut telah memotong rambut pelaku yang saat itu tidak ditertibkan oleh pihak sekolah.

"IS kemudian mengadu kepada orang tuanya bahwa ia telah dikeroyok di sekolah oleh anak saya. Akibatnya, orang tua dan kerabat pelaku mendatangi anak saya," ujar Suherman saat ditemui awak media. Suherman menambahkan bahwa ketika AS keluar dari lingkungan sekolah, pelaku beserta rombongannya langsung menghadang dan melakukan penganiayaan. Ironisnya, beberapa orang dewasa yang berada di lokasi kejadian tidak berusaha untuk menghentikan aksi kekerasan tersebut.

"Anak saya mengalami luka-luka di bagian kepala, mata, pelipis kanan, dan paha akibat pukulan tersebut," ungkap Suherman dengan nada geram. Pihak keluarga korban menolak tawaran mediasi dari keluarga pelaku dan memilih untuk menempuh jalur hukum. Suherman menegaskan bahwa ia ingin agar kasus ini diproses secara adil sesuai dengan hukum yang berlaku. Laporan terkait penganiayaan ini telah diajukan ke Polres Bangkalan dan saat ini masih dalam proses penyelidikan.

Respon Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan

Menanggapi kejadian ini, Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bangkalan, Ronny Sofiandri, menyatakan bahwa pihaknya baru mengetahui informasi mengenai kasus penganiayaan tersebut. Ronny menjelaskan bahwa Disdik akan segera berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk meningkatkan pengawasan dan pembinaan terhadap siswa.

"Kami akan berupaya meningkatkan kerja sama dengan pihak sekolah dan para guru agar lebih meningkatkan pengawasan dan pembinaan. Selain itu, kami juga akan menguatkan peran guru Bimbingan Konseling (BK) dan wali kelas untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan di lingkungan sekolah," kata Ronny.

Lebih lanjut, Disdik Bangkalan akan memantau perkembangan proses hukum yang sedang berjalan di kepolisian. Ronny juga menambahkan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Selain itu, pembinaan dan pendidikan terhadap siswa yang terlibat dalam insiden ini juga akan menjadi fokus perhatian agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

Langkah-langkah yang akan diambil oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan:

  • Meningkatkan koordinasi dengan pihak sekolah.
  • Memperkuat peran guru BK dan wali kelas.
  • Memantau proses hukum di kepolisian.
  • Berkordinasi dengan MKKS.
  • Memberikan pembinaan kepada siswa yang terlibat.