Kemenparekraf Intensifkan Pengawasan dan Pembinaan SDM Pariwisata Pasca Insiden Pemalakan di NTT
Respons Kemenparekraf terhadap Keluhan Wisatawan Terkait Pemalakan di Ratenggaro, NTT
Viralnya keluhan pasangan wisatawan mengenai dugaan pemalakan di Kampung Adat Ratenggaro, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), memicu respons cepat dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Pasangan John Stephen dan Riana Subandi, yang melakukan perjalanan keliling Indonesia menggunakan campervan, membagikan pengalaman kurang menyenangkan mereka melalui akun Instagram @Jajago.keliling.indonesia. Mereka mengaku merasa tidak nyaman akibat tindakan sejumlah oknum yang memaksa menawarkan jasa foto, penyewaan kuda, dan meminta uang dengan berbagai alasan.
Dalam unggahannya, John Stephen menjelaskan bahwa meskipun awalnya mereka menolak tawaran tersebut, sekelompok orang, termasuk anak-anak, terus memaksa hingga mereka merasa risih. Bahkan, setelah menyetujui menggunakan jasa seorang anak untuk memotret, anak-anak lain merasa tidak senang dan suasana menjadi gaduh. Lebih lanjut, John mengungkapkan bahwa harga yang telah disepakati di awal tiba-tiba dinaikkan secara sepihak. Insiden tidak berhenti di situ, saat perjalanan pulang, mobil mereka juga dihadang oleh orang tidak dikenal yang meminta uang.
Menanggapi kejadian ini, Kemenparekraf melalui Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis, Fadjar Hutomo, menyatakan akan meningkatkan monitoring dan pemantauan secara berkala, berkoordinasi dengan pemerintah daerah, khususnya dalam pengelolaan destinasi dan desa wisata. Langkah ini diambil untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.
Upaya Kemenparekraf dalam Meningkatkan Kualitas Pariwisata dan Melindungi Wisatawan
Selain monitoring, Kemenparekraf juga berencana memberikan pendampingan dan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di tingkat lokal. Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai pariwisata, termasuk hal-hal yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dalam berinteraksi dengan wisatawan. Diharapkan, melalui peningkatan SDM, masyarakat setempat dapat memahami pentingnya memberikan pelayanan yang baik dan profesional kepada wisatawan, sehingga menciptakan pengalaman yang positif dan berkesan.
Kemenparekraf juga menekankan pentingnya pelibatan aktif masyarakat dalam ekosistem pariwisata. Melalui pelatihan, pembinaan, dan penguatan ekosistem pariwisata, masyarakat diharapkan dapat memperoleh manfaat ekonomi langsung dari perkembangan sektor pariwisata di daerah mereka. Hal ini mencakup peluang usaha baru dan peningkatan pendapatan melalui berbagai kegiatan yang terkait dengan pariwisata.
Kemenparekraf akan terus berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata Provinsi dan Kabupaten untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat terkait pengelolaan destinasi pariwisata dan peningkatan kesadaran wisata. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan pariwisata yang aman, nyaman, dan berkelanjutan, di mana wisatawan merasa dihargai dan masyarakat setempat mendapatkan manfaat ekonomi yang signifikan.
Daftar Upaya Kemenparekraf:
- Monitoring dan pemantauan berkala.
- Koordinasi dengan pemerintah daerah.
- Pendampingan dan peningkatan kapasitas SDM.
- Pelibatan aktif masyarakat dalam ekosistem pariwisata.
- Kolaborasi dengan Dinas Pariwisata Provinsi dan Kabupaten.
Dengan serangkaian langkah ini, Kemenparekraf berharap dapat menciptakan iklim pariwisata yang kondusif, di mana wisatawan merasa aman dan nyaman, serta masyarakat setempat dapat merasakan manfaat ekonomi yang berkelanjutan.