Inisiatif Kolaborasi Dorong Produksi Kopi Gayo Berkelanjutan di Tengah Tantangan Iklim

Kemitraan Strategis untuk Kopi Gayo yang Berkelanjutan

Sebuah inisiatif kolaborasi antara World Resources Institute (WRI) Indonesia dan HSBC tengah dijalankan untuk mendukung petani kopi di wilayah Gayo, Aceh. Program ini bertujuan untuk meningkatkan produksi kopi spesialti secara berkelanjutan, terutama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin nyata.

Inisiatif yang akan berlangsung dari tahun 2025 hingga 2027 ini berfokus pada penerapan praktik-praktik pertanian kopi yang berkelanjutan di Kabupaten Bener Meriah. Menurut Direktur Program Pangan, Lahan, dan Air WRI, Tomi Haryadi, banyak praktik budidaya kopi Gayo saat ini dinilai kurang berkelanjutan. Oleh karena itu, program ini dirancang untuk membangun kapasitas komunitas dan pemangku kepentingan lokal agar bersama-sama menghasilkan kopi Gayo berkualitas tinggi dengan cara yang ramah lingkungan.

Pendekatan Pertanian yang Bertanggung Jawab

Salah satu fokus utama dari program ini adalah intervensi pada 1.200 hektare lahan hutan desa melalui penerapan good agricultural practices. Pendekatan ini bertujuan untuk mencegah deforestasi, yang sering terjadi akibat pembukaan lahan baru untuk perkebunan kopi. Intervensi yang dilakukan mencakup:

  • Perhutanan sosial: Melibatkan masyarakat setempat dalam pengelolaan hutan.
  • Agroforestri: Mengkombinasikan penanaman pohon dengan tanaman kopi.
  • Good agricultural practices: Menerapkan praktik pertanian yang baik dan berkelanjutan.

Selain itu, petani juga akan mendapatkan pendampingan dalam pengelolaan limbah hasil panen kopi. Alih-alih membakar limbah tersebut, yang dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK), petani akan didorong untuk mengubahnya menjadi bioetanol. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi atau bahkan menyerap emisi GRK hingga 50 ton per hektare kanopi, sejalan dengan upaya mitigasi perubahan iklim.

Keadilan Pasar dan Peningkatan Produktivitas

Program ini juga menekankan pentingnya intervensi pasar untuk memastikan keadilan bagi petani. Hal ini mencakup:

  • Harga yang adil: Memastikan petani mendapatkan harga yang pantas untuk produk mereka.
  • Produksi yang baik: Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kopi.
  • Penghasilan yang lebih tinggi: Meningkatkan pendapatan petani melalui praktik pertanian yang berkelanjutan.

Saat ini, mayoritas petani di Bener Meriah hanya mampu memproduksi sekitar 750 kilogram kopi per hektare. Padahal, potensi produksi bisa mencapai 2 ton per hektare. Dengan meningkatkan produktivitas, program ini bertujuan untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi komunitas petani, dengan target produksi biji kopi antara 1,2 hingga 2 ton per hektare.

Keterlibatan Perempuan dan Pemuda

WRI juga menargetkan keterlibatan aktif perempuan dan pemuda dalam pengelolaan kopi berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan keluarga petani.

Secara keseluruhan, program ini diharapkan dapat memberikan skema penghasilan yang lebih tinggi bagi petani dan membuka peluang pasar baru bagi produk kopi Gayo yang berkelanjutan. Dengan praktik pertanian yang lebih berkelanjutan, kopi Gayo akan memiliki nilai jual yang lebih tinggi di pasar global.