Indonesia Tempati Posisi Keempat Produsen Kopi Terbesar Dunia, Produktivitas Perlu Ditingkatkan

Indonesia menempati peringkat keempat sebagai negara produsen kopi terbesar di dunia, menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Zulkifli Hasan. Pernyataan ini disampaikan dalam acara World of Coffee Jakarta 2025 yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan.

Zulkifli Hasan mengungkapkan bahwa produksi kopi Indonesia mencapai sekitar 789.000 ton per tahun, yang berkontribusi sebesar 6,6% terhadap total produksi kopi dunia. Meskipun demikian, Indonesia masih berada di bawah Brasil, Vietnam, dan Kolombia dalam hal volume produksi. Ia menyoroti bahwa luas lahan panen kopi di Indonesia sebenarnya lebih besar daripada Vietnam, yaitu mencapai 1,25 juta hektare.

"Kita kalah dari Vietnam sekarang. Saya lihat perkembangan kopi Vietnam itu maju sekali. Kalau kita kan terserah alam, panen, ditinggal gitu. (Kalau) Vietnam bagus sekali. Menurut data Kementerian Pertanian luas panen kopi Indonesia mencapai 1,25 juta Ha. Kalau luasannya sebetulnya kita tidak kalah dengan Vietnam, tetapi produktifitas kita rata-rata di bawah satu ton per Ha," kata Zulhas.

Menyadari potensi yang belum optimal, Zulkifli Hasan menekankan pentingnya peningkatan produktivitas perkebunan kopi di Indonesia. Ia meminta Kementerian BUMN untuk berperan aktif dalam menyediakan bibit kopi berkualitas kepada para petani.

"Ini yang saya kira perlu menjadi perhatian terutama teman-teman BUMN. Saya sudah minta Pak Erick (Menteri BUMN) kalau bisa dibantu bibitnya yang bagus," ucap Zulhas.

Acara World of Coffee Jakarta 2025 diharapkan menjadi wadah bagi para petani kopi dari berbagai daerah di Indonesia untuk bertemu dan berkolaborasi. Selain itu, acara ini juga melibatkan berbagai pelaku industri kopi, mulai dari roaster, barista, hingga retailer dan penikmat kopi, untuk menjalin kemitraan yang mendukung produksi kopi berkelanjutan. Acara yang berlangsung dari tanggal 15 hingga 17 Mei 2025 di JCC ini menargetkan lebih dari 30.000 pengunjung dari 50 negara, serta melibatkan sekitar 400 peserta pameran.

"Saya pribadi sangat bahagia karena ini momen penting. Setelah penantian panjang selama satu dekade, memang belum pernah, akhirnya World of Coffee hadir di Indonesia. Biasanya di negara konsumen, ini hadir di negara produksi kopi," imbuh Zulhas.

Fokus Peningkatan Produktivitas Kopi Nasional

Kesenjangan antara luas lahan dan produktivitas menjadi sorotan utama. Meskipun Indonesia memiliki lahan kopi yang luas, produktivitas per hektarnya masih di bawah Vietnam. Hal ini mengindikasikan perlunya intervensi untuk meningkatkan efisiensi dan hasil panen. Pemerintah, melalui Kementerian BUMN, diharapkan dapat menyediakan bibit unggul dan memberikan dukungan teknis kepada petani untuk mengadopsi praktik pertanian yang lebih baik.

Peran World of Coffee Jakarta 2025

Acara ini bukan hanya sekadar pameran, tetapi juga platform strategis untuk mempertemukan seluruh pemangku kepentingan dalam industri kopi. Mulai dari petani yang menghasilkan kopi, hingga pengusaha kedai kopi yang menyajikannya kepada konsumen, semua memiliki peran penting dalam ekosistem ini. Diharapkan, melalui kolaborasi dan pertukaran informasi, industri kopi Indonesia dapat terus berkembang dan meningkatkan daya saingnya di pasar global.

Tantangan dan Peluang Industri Kopi Indonesia

Industri kopi Indonesia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari perubahan iklim, fluktuasi harga, hingga persaingan global yang semakin ketat. Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat juga peluang besar untuk mengembangkan potensi kopi Indonesia. Dengan meningkatkan kualitas, produktivitas, dan branding kopi Indonesia, serta memanfaatkan teknologi dan inovasi, Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam industri kopi dunia.