Bank Syariah Indonesia Catat Pertumbuhan Pembiayaan Signifikan Pasca-Merger
Bank Syariah Indonesia (BSI) menunjukkan kinerja yang solid dengan pertumbuhan pembiayaan yang signifikan sejak merger. Tercatat, pertumbuhan pembiayaan mencapai 15,46 persen secara compounded annual growth rate (CAGR) dari awal merger hingga akhir Desember 2024. Hal ini menunjukkan tren positif dalam penyaluran dana kepada berbagai sektor ekonomi.
Mayoritas pembiayaan BSI disalurkan ke segmen ritel, UMKM, dan konsumen, dengan kontribusi sekitar 72 persen dari total pembiayaan. Fokus pada segmen ini mencerminkan komitmen BSI untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di tingkat akar rumput dan memenuhi kebutuhan masyarakat luas.
Selain pertumbuhan pembiayaan, aset BSI juga mengalami peningkatan yang pesat. Dalam kurun waktu empat tahun, aset BSI tumbuh mencapai 14,28 persen (CAGR), dari Rp 239,58 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp 408,61 triliun pada akhir 2024. Peningkatan aset ini mendorong BSI untuk menduduki peringkat keenam dalam jajaran bank terbesar di Indonesia.
Pertumbuhan aset BSI didukung oleh beberapa faktor, termasuk perluasan jaringan kantor cabang dan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK). Setelah merger, BSI memiliki total 1.039 outlet cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan branding yang baru, keberadaan cabang BSI semakin mudah dikenali dan diakses oleh masyarakat.
Total DPK BSI per Desember 2024 mencapai Rp 327,45 triliun, mengalami peningkatan dibandingkan sebelum merger. BSI juga berhasil meningkatkan komposisi dana murah (CASA) sebesar 12,20 persen (CAGR) sejak awal merger hingga Desember 2024. Fokus pada dana murah dan optimalisasi efisiensi biaya operasional memungkinkan BSI untuk mempertahankan pertumbuhan laba yang signifikan hingga akhir 2024.
Kinerja laba BSI yang positif berdampak pada peningkatan Return on Equity (ROE) secara signifikan. Pada Desember 2020, ROE BSI tercatat sebesar 11,18 persen, kemudian meningkat menjadi 17,77 persen pada Desember 2024. Hal ini menunjukkan bahwa BSI mampu menghasilkan keuntungan yang optimal bagi para pemegang saham.
Dengan kinerja yang solid, BSI berhasil menarik kepercayaan investor, baik dari dalam maupun luar negeri. Saat ini, investor yang memegang saham BRIS didominasi oleh investor global.
BSI akan terus melanjutkan transformasi yang telah ditetapkan sebelumnya, termasuk perbaikan infrastruktur teknologi dan digitalisasi. Pada tahun 2024, BSI meluncurkan SuperApp BYOND by BSI untuk nasabah ritel dan BEWIZE by BSI untuk nasabah institusi. Selain itu, BSI juga terus memperluas jaringan untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas.
Potensi pertumbuhan bisnis BSI semakin meningkat dengan diresmikannya Layanan Bank Emas oleh Presiden RI pada 26 Februari 2025. Layanan ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mendorong hilirisasi emas Indonesia.
BSI memiliki dua layanan bank emas yang tumbuh sangat signifikan sejak diresmikan, yaitu Perdagangan Emas dan Penitipan Emas. Layanan bank emas melengkapi produk BSI lainnya, seperti gadai emas, cicil emas, dan BSI Emas (Tabungan emas).
Layanan bank emas memberikan kesempatan kepada seluruh nasabah untuk memiliki emas dengan harga yang terjangkau melalui aplikasi BYOND by BSI.