Bijak dalam Penggunaan Klakson: Menjaga Keselamatan, Bukan Melampiaskan Emosi di Jalan Raya
Klakson, sebuah perangkat yang lazim ditemukan pada kendaraan bermotor, seringkali disalahgunakan fungsinya. Alih-alih sebagai alat komunikasi untuk keselamatan, tak jarang klakson menjadi sarana untuk meluapkan emosi sesaat di jalan raya, terutama saat menghadapi kemacetan atau perilaku pengendara lain yang dianggap menjengkelkan.
Padahal, penggunaan klakson yang berlebihan dan tanpa tujuan yang jelas justru dapat membahayakan keselamatan bersama. Agus Sani, seorang pakar keselamatan berkendara dari PT Wahana Makmur Sejati (WMS), menekankan pentingnya pemahaman yang benar mengenai fungsi klakson. Menurutnya, klakson idealnya digunakan sebagai alat untuk memberikan peringatan atau isyarat kepada pengguna jalan lain, terutama dalam situasi yang memerlukan kewaspadaan ekstra.
"Klakson berfungsi untuk memberitahukan keberadaan kendaraan kita, misalnya saat hendak mendahului kendaraan lain atau ketika berada di titik buta (blind spot) kendaraan lain. Ini berbeda dengan melampiaskan emosi sesaat," jelas Agus.
Konsekuensi Penggunaan Klakson yang Tidak Tepat
Penggunaan klakson yang emosional, seperti membunyikannya secara terus-menerus dan dengan nada tinggi, berpotensi memicu konflik antar pengguna jalan. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan. Bunyi klakson yang membabi buta juga dapat mengagetkan pengendara lain, yang pada akhirnya dapat membuat mereka panik dan mengambil keputusan yang berisiko.
Dalam pelatihan keselamatan berkendara (safety riding), para peserta diajarkan untuk menggunakan klakson dengan bijak dan hanya dalam kondisi yang benar-benar membutuhkan peringatan. Penggunaan klakson yang bijaksana merupakan bagian dari etika berlalu lintas yang seringkali terabaikan. Etika ini tidak hanya menciptakan perjalanan yang lebih tenang, tetapi juga menumbuhkan budaya berkendara yang saling menghormati.
Membangun Budaya Berkendara yang Lebih Baik
Agus menambahkan, dengan memahami fungsi klakson sebagai alat komunikasi, bukan sebagai sarana ekspresi emosi, suasana berkendara akan menjadi lebih kondusif dan aman bagi semua pengguna jalan. Tindakan kecil seperti ini dapat membantu menciptakan lingkungan jalan yang lebih ramah dan nyaman.
Berikut adalah beberapa situasi ideal untuk menggunakan klakson:
- Saat hendak mendahului kendaraan lain, terutama di jalan yang sempit atau kurang terlihat.
- Ketika berada di titik buta (blind spot) kendaraan lain.
- Saat mendekati persimpangan yang ramai.
- Untuk memperingatkan pejalan kaki atau pengendara lain yang kurang berhati-hati.
Dengan mengubah persepsi dan perilaku dalam penggunaan klakson, kita dapat berkontribusi pada terciptanya lingkungan berlalu lintas yang lebih aman, nyaman, dan saling menghormati.