Penemuan Kerangka Anak di Tham Din: Mengungkap Jejak Peradaban Zaman Batu di Thailand

Penemuan Kerangka Anak di Tham Din: Mengungkap Jejak Peradaban Zaman Batu di Thailand

Penemuan arkeologi monumental baru-baru ini di situs Tham Din, Taman Nasional Khao Sam Roi Yot, Thailand, telah mengungkap sisa-sisa kerangka anak manusia modern (Homo sapiens) berusia sekitar 6 hingga 8 tahun. Ditemukan dalam posisi terlentang dengan anggota badan yang terhimpit dekat tubuh, kerangka yang dijuluki “Pangpond” ini diperkirakan berasal dari periode 29.000 hingga 11.000 tahun lalu, menjadikannya penemuan kerangka manusia tertua yang pernah ditemukan di Thailand. Penemuan ini, yang diumumkan bersama oleh Departemen Seni Rupa dan Departemen Taman Nasional, Satwa Liar, dan Konservasi Tumbuhan Thailand, memberikan wawasan yang signifikan tentang kehidupan dan praktik penguburan masyarakat pemburu-pengumpul di Zaman Batu di wilayah tersebut.

Penguburan Pangpond menunjukkan tingkat kompleksitas ritual yang mengejutkan. Keberadaan abu dan arang di sekitar kerangka mengindikasikan bahwa api digunakan dalam proses pemakaman, mungkin sebagai upaya untuk mengusir binatang buas dan mencegah pembusukan. Posisi tubuh anak yang terhimpit juga menunjukkan kemungkinan adanya pembungkusan atau pengikatan sebelum penguburan, mencerminkan sebuah proses pemakaman yang disengaja dan penuh makna. Penemuan ini dikaitkan dengan serangkaian lukisan gua yang menggambarkan manusia berburu rusa dan monyet, serta temuan artefak lain seperti tulang hewan, kerang, biji-bijian, dan batu yang mendukung hipotesis kehidupan pemburu-pengumpul di gua tersebut selama ribuan tahun. Lukisan gua tersebut, yang telah diteliti sejak tahun 2020, menggambarkan kehidupan dan aktivitas sehari-hari masyarakat prasejarah yang mendiami Tham Din.

Lebih dari sekadar penemuan kerangka, temuan ini memberikan konteks penting tentang adaptasi manusia terhadap lingkungan di masa lalu. Pada akhir zaman Pleistosen, permukaan laut jauh lebih rendah daripada sekarang, yang menunjukkan bahwa lokasi Tham Din yang kini dekat dengan pantai dulunya mungkin berada lebih jauh ke pedalaman. Ini menandakan kemampuan manusia purba untuk beradaptasi dan bertahan hidup di berbagai kondisi lingkungan. Fakta bahwa situs tersebut juga menunjukkan bukti pendudukan manusia dari zaman Pleistosen hingga Holosen (11.700 tahun yang lalu hingga saat ini) memperkuat pentingnya Tham Din sebagai situs penelitian untuk memahami evolusi manusia di Asia Tenggara.

"Ini adalah penemuan yang inovatif dan akan mengubah pemahaman kita tentang keberadaan manusia purba di Asia Tenggara," kata Phnombootra Chandrajoti, Dirjen Departemen Seni Rupa. Ia menekankan pentingnya pemakaman yang cermat dan artefak terkait yang memberikan wawasan berharga tentang ritual dan kehidupan sehari-hari masyarakat kuno ini. Penemuan Pangpond bukan hanya sekadar temuan kerangka, tetapi juga jendela waktu yang membuka tabir misteri kehidupan manusia di masa lampau, menawarkan pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah dan evolusi manusia di wilayah Asia Tenggara. Penelitian lebih lanjut di situs Tham Din diharapkan dapat mengungkap lebih banyak informasi tentang populasi manusia purba dan kontribusinya terhadap sejarah manusia.

Temuan penting lainnya dari situs Tham Din: * Lukisan gua yang menggambarkan aktivitas berburu. * Artefak berupa tulang hewan, kerang, biji-bijian, dan batu. * Bukti pendudukan manusia dari zaman Pleistosen hingga Holosen.

Kesimpulannya, penemuan kerangka Pangpond di Tham Din merupakan penemuan yang luar biasa yang berkontribusi pada pemahaman kita tentang kehidupan manusia di Asia Tenggara pada Zaman Batu. Temuan ini menekankan pentingnya penelitian arkeologi berkelanjutan untuk mengungkap lebih banyak rahasia masa lalu dan melengkapi peta sejarah peradaban manusia.