Identitas Penghuni Makam Kuno Vergina Terungkap: Bukan Jasad Filipus II, Melainkan Pria Muda
Kompleks pemakaman kuno di Vergina (Aegae), Yunani, yang selama ini diyakini sebagai lokasi peristirahatan terakhir Raja Filipus II, ayah dari Alexander Agung, memunculkan babak baru dalam dunia arkeologi. Hasil penelitian ilmiah terbaru mengungkap bahwa identitas penghuni Makam I di kompleks tersebut bukanlah Filipus II, melainkan jasad seorang pria muda.
Temuan ini merupakan hasil dari serangkaian analisis mendalam yang dilakukan oleh tim ilmuwan menggunakan metode mutakhir, termasuk penanggalan radiokarbon, analisis DNA purba, serta pengamatan osteologis dan odontologis. Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Archaeological Science edisi Juli 2025 ini menantang interpretasi sebelumnya yang mengaitkan Makam I dengan Filipus II.
Rincian Penelitian dan Hasilnya
Penelitian ini difokuskan pada Makam I, salah satu dari empat makam yang ditemukan di kompleks pemakaman Vergina pada tahun 1977. Metode ilmiah yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
- Penanggalan Radiokarbon: Menentukan usia jasad dan artefak dalam makam.
- Analisis DNA Purba (aDNA): Menganalisis materi genetik untuk mengungkap hubungan kekerabatan dan asal-usul individu.
- Analisis Strontium, Isotop Karbon, dan Nitrogen Stabil: Memberikan informasi mengenai pola makan dan lokasi geografis tempat individu tersebut dibesarkan.
- Pengamatan Osteologis dan Odontologis: Mempelajari tulang dan gigi untuk menentukan jenis kelamin, usia kematian, dan kondisi kesehatan individu.
Hasil analisis menunjukkan bahwa Makam I berisi sisa-sisa seorang pria muda, seorang wanita, dan enam bayi. Penanggalan radiokarbon mengindikasikan bahwa pria dan wanita tersebut hidup antara tahun 388 dan 356 SM. Analisis tulang dan gigi menunjukkan bahwa pria tersebut berusia antara 25 dan 35 tahun saat meninggal. Fakta ini bertentangan dengan catatan sejarah yang menyebutkan bahwa Filipus II dibunuh pada tahun 336 SM pada usia sekitar 46 tahun.
Selain itu, penelitian mengungkap bahwa enam bayi yang ditemukan di dalam makam tersebut dimakamkan di sana antara tahun 150 SM dan 130 M, jauh setelah kematian pria dan wanita tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa bayi-bayi tersebut tidak memiliki hubungan darah dengan kedua individu tersebut. Para peneliti menduga bahwa praktik membuang bayi yang meninggal di makam-makam tua merupakan hal yang umum pada masa Romawi.
Siapakah Pria dan Wanita Muda Itu?
Dengan terungkapnya identitas penghuni Makam I bukanlah Filipus II, pertanyaan baru pun muncul: siapakah pria dan wanita muda yang dimakamkan di sana? Analisis strontium dan karbon stabil memberikan petunjuk mengenai asal-usul mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa pria tersebut kemungkinan besar menghabiskan masa kecilnya di luar Pella, ibu kota Makedonia, sementara wanita tersebut kemungkinan besar dibesarkan di atau dekat Pella. Meskipun identitas pasti mereka masih menjadi misteri, kemewahan makam tersebut mengindikasikan bahwa mereka adalah bagian dari kalangan elit.
Salah satu hipotesis yang diajukan adalah bahwa pria tersebut mungkin adalah seorang raja Makedonia yang memerintah dan meninggal beberapa dekade sebelum pembunuhan Filipus II. Kandidat potensial termasuk Alexander II (memerintah sekitar tahun 370 hingga 368 SM) dan Perdiccas III (memerintah dari tahun 365 hingga 359 SM).
Lalu, di Mana Makam Filipus II?
Penelitian ini tidak secara langsung membahas lokasi makam Filipus II. Namun, para peneliti mencatat bahwa banyak cendekiawan percaya bahwa abu kremasi Filipus II disimpan di Makam II di Vergina. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Makam II adalah makam berkubah dua bilik yang ditemukan tanpa dijarah, dengan semua barang makam utuh, berisi abu kremasi seorang pria yang berusia sekitar 44 tahun saat meninggal.
Kontroversi seputar lokasi makam Filipus II belum berakhir. Antonis Bartsiokas, seorang profesor emeritus antropologi fisik dan paleoantropologi di Universitas Democritus Thrace, Yunani, dan pendukung teori bahwa Filipus II dimakamkan di Makam I, menyatakan bahwa ia dan para pendukung teori ini akan memberikan tanggapan ilmiah mereka dalam artikel jurnal mereka sendiri.