Banyuwangi Mantapkan Diri Sebagai Kabupaten Hijau dengan Pembangunan Tiga Fasilitas Pengolahan Sampah Skala Besar
Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terus berupaya meningkatkan kualitas lingkungan melalui pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Sebagai bagian dari inisiatif "Banyuwangi Hijau", pemerintah daerah akan membangun tiga fasilitas pengolahan sampah dengan total kapasitas mencapai 260 ton per hari. Proyek ambisius ini mendapat dukungan penuh dari negara Austria dan Uni Emirat Arab (UEA), menandai komitmen internasional terhadap upaya pelestarian lingkungan di Banyuwangi.
Penandatanganan perjanjian pendanaan proyek telah dilakukan dalam rangkaian acara World Governments Summit 2025 di Dubai pada 12 Februari lalu. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, turut menyaksikan momen penting tersebut, yang menegaskan keseriusan pemerintah Indonesia dalam mendukung program-program yang berorientasi pada keberlanjutan lingkungan. Implementasi proyek akan segera dimulai dengan peluncuran resmi yang dijadwalkan pada akhir Mei 2025. Perwakilan dari Austria dan UEA akan secara langsung terlibat dalam pembangunan fasilitas-fasilitas tersebut di Banyuwangi.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyampaikan apresiasi atas dukungan dari berbagai pihak dalam mewujudkan "Banyuwangi Hijau". Beliau menjelaskan bahwa sebelum implementasi proyek ini, tim dari Clean Rivers telah melakukan survei dan evaluasi terhadap program-program pengelolaan sampah yang telah berjalan di Banyuwangi. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa proyek baru ini dapat berjalan secara efektif dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat.
Program yang akan dijalankan meliputi pembangunan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Reduce, Reuse, Recycle (3R) baru di Kecamatan Purwoharjo, serta dua terminal sampah Stasiun Peralihan Antara (SPA) di lokasi lainnya. Pembangunan fasilitas-fasilitas ini akan meningkatkan kapasitas pengolahan sampah di Banyuwangi secara signifikan, sehingga dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Banyuwangi, Dwi Handayani, menambahkan bahwa selama enam tahun terakhir, berbagai program pengelolaan sampah telah diimplementasikan di Banyuwangi. Program-program ini telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengurangi volume sampah dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Beberapa program yang telah berjalan antara lain:
- Project Stop (2018): Program ini telah berhasil mendirikan dua TPS 3R di Muncar dengan kapasitas masing-masing 8 dan 10 ton per hari, menjangkau 10 desa.
- Project Stop Banyuwangi Hijau fase 1: Program ini ditandai dengan berdirinya TPS 3R di Desa Balak, Kecamatan Songgon, dengan kapasitas 84 ton per hari, menjangkau 46 desa dari 7 kecamatan.
Proyek yang akan diluncurkan merupakan kelanjutan dari fase 2 dan fase 3. Fase 2 didukung oleh Borealis Austria, sementara fase 3 didukung oleh Clean Rivers Uni Emirat Arab. Peluncuran akan dilakukan pada 22 Mei mendatang.
Deputy Program Manager Project Stop, Prasetyo, menjelaskan bahwa fase kedua akan fokus pada pembangunan TPS 3R di wilayah Karetan, Kecamatan Purwoharjo. Fasilitas ini akan menjangkau 37 desa di delapan kecamatan di sekitar Purwoharjo, dengan kapasitas sekitar 160 ton per hari. Sementara itu, fase ketiga akan membangun terminal sampah SPA di dua lokasi dengan kapasitas masing-masing 50 ton. Kedua SPA ini akan melayani kecamatan-kecamatan yang belum terakomodasi dalam dua fase sebelumnya. Secara keseluruhan, fase dua dan tiga akan mengelola sampah masyarakat Banyuwangi sebanyak 260 ton per hari.
SPA merupakan fasilitas penting dalam sistem pengelolaan sampah, berfungsi sebagai titik pengumpul sementara antara sumber sampah dan fasilitas pengolahan akhir. Keberadaan SPA memungkinkan pengangkutan sampah yang lebih efisien dan efektif, sehingga mengurangi biaya operasional dan dampak lingkungan.
Dengan pembangunan tiga fasilitas pengolahan sampah skala besar ini, Banyuwangi semakin memantapkan posisinya sebagai kabupaten yang peduli terhadap lingkungan. Program "Banyuwangi Hijau" diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam upaya mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.