Medina Zein Ungkap Kekecewaan pada Lingkaran Sosialita Pasca Pembebasan
Usai menghirup udara bebas, Medina Zein kembali aktif di berbagai kegiatan, termasuk melanjutkan kiprahnya di dunia bisnis. Namun, kembalinya Medina ke kehidupan sosial justru diwarnai dengan pengalamannya yang kurang menyenangkan.
Medina mengungkapkan kekecewaannya terhadap teman-teman sosialitanya yang seolah menghilang saat dirinya mendekam di balik jeruji besi. Menurutnya, banyak dari mereka yang tidak menunjukkan batang hidungnya selama masa sulit tersebut. Saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, pada Selasa (13/5/2025), Medina Zein dengan lugas menyatakan bahwa "(Teman sosialita) yang fake (palsu) banyak banget daripada yang tulus."
Tak hanya itu, Medina juga menyoroti perubahan sikap beberapa rekannya setelah ia bebas dan kembali aktif di media sosial. Beberapa dari mereka, kata Medina, tiba-tiba menghubunginya dengan berbagai alasan.
"Ada beberapa juga yang pas aku bebas 'beb sorry waktu itu aku gak tahu kamu lagi tinggal di mana' tapi pas bebas tuh 'beb gimana kabarnya bla bla bla' kan aku sering posting-posting, yang ngucapin aku sudah bebas, tapi yang menurut aku tiba-tiba muncul ya aku gak posting lah. Ngapain, paling juga buat pansos doang," ungkap Medina dengan nada sinis.
Berbanding terbalik dengan pengalamannya di lingkungan sosialita, Medina justru merasakan dukungan dan kehangatan dari ibu-ibu yang ditemuinya di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Ia merasa bahwa dunia nyata justru ada di dalam lapas, tempat ia menemukan soliditas dan dukungan dari sesama penyintas. Pengalaman di lapas bahkan membuatnya menjadi pribadi yang lebih kuat.
"Orang pertama yang aku bahagiakan itu mereka loh, yang di Senopati itu loh, itu kan ibu-ibu lapas yang aku ajak dilapas aku, yang ngatur aku selama dua tahun ngebimbing aku di dalam, sampai aku sakit, tantrum, aku bikin ulah apa segala macem, mereka yang cover aku," kenang Medina.
Medina Zein kini lebih memilih untuk fokus pada orang-orang yang tulus mendukungnya, terutama mereka yang telah menjadi bagian penting dalam perjalanan hidupnya selama berada di lapas. Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga bagi Medina dalam memilih teman dan menghargai arti sebuah persahabatan sejati.