PLN Pacu Pengembangan Energi Panas Bumi: Targetkan Penambahan 5,1 GW pada Tahun 2034

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tengah berfokus pada pengembangan energi panas bumi sebagai bagian dari upaya transisi energi. Dalam rancangan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, PLN menargetkan penambahan kapasitas listrik sebesar 5,1 gigawatt (GW) dari pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyampaikan bahwa target ini merupakan langkah percepatan implementasi potensi panas bumi di Indonesia. PLN sendiri akan mengelola sekitar 11% dari total target, sementara sisanya, sekitar 4,5 GW, akan dikelola oleh pengembang swasta.

"PLN merencanakan target pengembangan panas bumi sebesar 5,1 GW dalam draft RUPTL 2025-2034 sebagai wujud nyata untuk mengakselerasi dan mempercepat implementasi energi bersih," ujar Darmawan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta.

Pengembangan PLTP akan dilakukan melalui tiga tahapan:

  • Tahap Pertama: Pemetaan sumber daya panas bumi melalui kegiatan eksplorasi.
  • Tahap Kedua: Penyimpanan potensi panas bumi yang telah terukur suhunya.
  • Tahap Ketiga: Produksi panas bumi menjadi energi listrik.

Darmawan mengakui bahwa setiap tahapan pengembangan PLTP memiliki risiko tersendiri. Pada tahap awal eksplorasi, tingkat keberhasilan PLTP hanya sekitar 30-40%. Hal ini disebabkan oleh tingginya risiko dalam exploration drilling, di mana sekitar 60% kegiatan dapat mengalami kegagalan. Untuk mengatasi hal ini, Darmawan menekankan pentingnya resharing dan dukungan pembiayaan dari pemerintah, terutama pada tahap eksplorasi yang memiliki risiko tinggi.

PLN juga menjalin sinergi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya, seperti PT Pertamina Geothermal Energy dan Geo Dipa Energy, untuk mendukung transisi energi. Selain itu, PLN juga membuka peluang kerja sama dengan pengembang swasta.

"PLN berkomitmen dalam pengembangan energi bersih sesuai dengan regulasi. Kami juga mengadakan multi stakeholder forum sebagai wadah sosialisasi dan aspirasi proyek, serta melakukan konsultasi publik untuk memfasilitasi pengembang dalam mengakselerasi pengembangan panas bumi," pungkas Darmawan.