Serangan Teror di Sungai Kolok Tewaskan Lima Warga Sipil, PM Thailand Perintahkan Peningkatan Keamanan

Tragedi Berdarah di Sungai Kolok: Lima Tewas, Belasan Luka Akibat Serangan Teror

Insiden memilukan mengguncang distrik Sungai Kolok, Thailand Selatan, Sabtu (8/3/2025) malam. Sebuah serangan terkoordinir yang melibatkan tembakan senjata api dan ledakan bom menewaskan lima orang dan melukai sedikitnya 13 lainnya. Peristiwa ini kembali menyoroti konflik berkepanjangan di wilayah perbatasan Malaysia-Thailand yang telah berlangsung selama lebih dari dua dekade.

Menurut keterangan pihak kepolisian provinsi Narathiwat, lebih dari sepuluh penyerang melancarkan aksi brutal mereka sekitar pukul 19.00 waktu setempat. Sasaran utama serangan adalah kantor distrik Sungai Kolok, yang saat itu dijaga oleh relawan pertahanan sipil. Para penyerang tak hanya melepaskan tembakan membabi buta, tetapi juga melemparkan sejumlah bom dan bahan peledak. Akibatnya, dua relawan pertahanan sipil gugur dalam tugas, sementara empat warga sipil turut menjadi korban luka-luka. Sebanyak delapan korban luka lainnya adalah anggota keamanan yang bertugas di lokasi kejadian.

Tragedi ini bukan satu-satunya peristiwa kekerasan yang terjadi di Thailand Selatan akhir pekan lalu. Pada Sabtu malam, sekitar pukul 23.00 waktu setempat, sebuah bom pinggir jalan meledak di distrik Saiburi, provinsi Pattani. Tiga orang tewas dalam insiden ini, terdiri dari dua asisten desa dan seorang penjaga keamanan lokal. Satu warga sipil lainnya mengalami luka-luka akibat ledakan tersebut.

Konflik Membara di Selatan Thailand

Konflik bersenjata di tiga provinsi selatan Thailand—Narathiwat, Pattani, dan Yala—telah berlangsung sejak tahun 2004. Konflik yang berakar pada isu identitas etnis dan agama ini telah menelan lebih dari 7.000 korban jiwa. Para pemberontak, yang mayoritas berasal dari komunitas Muslim, menuntut otonomi yang lebih besar dari pemerintah pusat yang berpusat di Bangkok.

Wilayah Thailand Selatan yang berbatasan langsung dengan Malaysia, memang memiliki perbedaan budaya dan agama yang signifikan dibandingkan dengan wilayah Thailand bagian tengah dan utara yang didominasi penduduk beragama Buddha. Perbedaan ini menjadi faktor pemicu utama konflik yang hingga kini belum menemukan penyelesaian permanen.

Tanggapan Pemerintah Thailand

Menanggapi insiden mematikan ini, Perdana Menteri Thailand, Paethongtarn Shinawatra, menyatakan keprihatinan mendalam dan memerintahkan peningkatan pengamanan di wilayah tersebut. Dalam pernyataannya pada Minggu (9/3/2025), PM Shinawatra menegaskan perlunya penambahan jumlah pasukan keamanan yang bertugas pada shift malam untuk mencegah terulangnya peristiwa serupa. Beliau juga menekankan komitmen pemerintah untuk menjaga keamanan dan melindungi warga sipil dari ancaman terorisme.

Namun, peningkatan keamanan semata dinilai belum cukup untuk menyelesaikan akar permasalahan konflik di Thailand Selatan. Perlu ada pendekatan komprehensif yang melibatkan dialog, rekonsiliasi, dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan untuk mengakhiri kekerasan dan menciptakan perdamaian abadi di wilayah tersebut.

Berikut ringkasan korban jiwa: * Sungai Kolok: 2 relawan pertahanan sipil tewas, 4 warga sipil luka, 8 petugas keamanan luka. * Saiburi: 2 asisten desa tewas, 1 penjaga keamanan tewas, 1 warga sipil luka.

Serangan ini merupakan pengingat pahit akan betapa rapuhnya perdamaian di wilayah tersebut dan betapa pentingnya upaya bersama untuk menyelesaikan konflik yang berkepanjangan ini.