Indonesia dan CATL Bahas Kelanjutan Investasi Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi

Indonesia terus berupaya mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) di tanah air. Langkah konkret terbaru adalah pertemuan antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dengan perwakilan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), sebuah perusahaan manufaktur dan teknologi baterai global yang berbasis di Ningde, Fujian, Tiongkok.

Pertemuan yang berlangsung pada hari Rabu, 14 Mei 2025 ini, dihadiri oleh Representative of the Chairman CATL for Resource Affairs, Li Changdong. Turut mendampingi Erick Thohir dan Bahlil Lahadalia dalam pertemuan tersebut adalah Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Indonesia, Todotua Pasaribu, Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, serta jajaran Direksi dari berbagai BUMN terkait. Agenda utama pertemuan ini adalah membahas tindak lanjut rencana investasi untuk membangun ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi di Indonesia.

Fokus utama dari investasi ini adalah pembangunan pabrik sel baterai di Indonesia. Proyek strategis ini akan dijalankan melalui kolaborasi antara CATL dan Indonesia Battery Corporation (IBC), sebuah perusahaan patungan yang dibentuk oleh beberapa BUMN. IBC sendiri memiliki peran kunci dalam pengembangan industri baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Inisiatif ini sejalan dengan visi pemerintah Indonesia untuk mentransformasi sektor energi dan transportasi. Pengembangan industri kendaraan listrik diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, menurunkan emisi karbon, dan menciptakan lapangan kerja baru. Selain itu, Indonesia berambisi untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasok global kendaraan listrik, khususnya di kawasan Asia Tenggara.

Kerja sama dengan CATL merupakan langkah strategis untuk mencapai tujuan tersebut. CATL adalah produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia, dengan teknologi canggih dan pengalaman yang luas. Kemitraan ini diharapkan dapat mempercepat transfer teknologi, meningkatkan daya saing industri baterai Indonesia, dan menarik investasi lebih lanjut di sektor kendaraan listrik.

Dengan terwujudnya ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi, Indonesia tidak hanya akan menjadi pasar potensial bagi kendaraan listrik, tetapi juga menjadi pusat produksi dan inovasi di bidang ini. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan pelestarian lingkungan di Indonesia.