Negara Menanggung Biaya Medis Korban Keracunan Program Makanan Bergizi di Bogor
Pemerintah mengambil tanggung jawab penuh atas biaya pengobatan para korban keracunan yang diakibatkan oleh program makanan bergizi gratis (MBG) di wilayah Bogor. Kepastian ini disampaikan oleh Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, di Jakarta.
Meski demikian, Dadan Hindayana belum bersedia memberikan informasi detail mengenai besaran biaya yang dialokasikan pemerintah untuk setiap korban. Ia menjelaskan bahwa penanganan biaya pengobatan telah dilakukan secara personal, namun enggan mempublikasikan rinciannya kepada media.
"Untuk sementara ini kan kami handle, pemerintah yang meng-handle terkait biaya pengobatan. Secara personal sudah dilakukan, cuma saya tidak enaklah mengungkapkannya," kata Dadan kepada awak media di Gedung Ombudsman, Jakarta Selatan.
Ia menambahkan bahwa dirinya juga telah mengunjungi beberapa korban keracunan MBG yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Kunjungan tersebut dilakukan atas inisiatif pribadi, bukan sebagai perwakilan dari BGN. Dadan mengakui bahwa insiden keracunan ini tidak pernah terbayangkan sebelumnya, sehingga belum ada pembahasan mengenai pemberian kompensasi kepada para korban.
Pemerintah saat ini sedang berupaya mencari mekanisme yang tepat untuk memberikan kompensasi kepada anak-anak yang menjadi korban keracunan. Dadan menegaskan bahwa kejadian ini sangat disesalkan dan tidak diharapkan terjadi. Kendati demikian, secara personal, Dadan telah memberikan bantuan kepada keluarga korban. Sebagai contoh, ia memberikan bantuan kepada keluarga seorang penjual bubur di Cianjur yang tidak dapat berjualan selama dua hari karena mendampingi anaknya di rumah sakit.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor melaporkan bahwa total korban keracunan MBG mencapai 223 orang. Data tersebut diperoleh dari hasil penyelidikan epidemiologi terbaru. Sejumlah 27 siswa telah diizinkan pulang dari rumah sakit, sementara 18 lainnya masih dirawat di beberapa fasilitas kesehatan seperti RS Hermina, RS Islam, RSUD Kota Bogor, RS PMI, dan lainnya. Hasil investigasi menunjukkan bahwa bakteri ditemukan pada telur ceplok yang digunakan sebagai bumbu barbekyu, serta pada tumis tauge dan tahu yang terindikasi mengandung bakteri Salmonella dan E. coli.