Diduga Akibat Keracunan Massal, Layanan Gizi Bosowa Bina Insani Dihentikan Sementara
Otoritas kesehatan nasional mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bosowa Bina Insani. Keputusan ini diambil menyusul insiden keracunan massal yang menimpa ratusan anak di Bogor setelah mengonsumsi makanan bergizi gratis (MBG) yang disediakan oleh SPPG tersebut.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa penghentian operasional ini bertujuan untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan inspeksi mendalam terhadap standar higienis di SPPG Bosowa Bina Insani. Evaluasi ini mencakup seluruh aspek, mulai dari persiapan, pengolahan, hingga penyajian makanan, untuk memastikan bahwa semua proses memenuhi standar keamanan pangan yang ditetapkan.
"Meskipun kami mengakui bahwa kantin di Bina Insani termasuk yang terbaik di Bogor, kami tetap perlu meningkatkan standarnya sesuai dengan pedoman yang berlaku," ujar Dadan kepada wartawan di Gedung Ombudsman, Jakarta Selatan, pada Rabu (14/5/2025). Ia menambahkan bahwa SPPG tersebut tidak akan diizinkan beroperasi kembali sampai semua standar BGN terpenuhi.
Menurut data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, jumlah korban keracunan mencapai 223 orang. Penyelidikan epidemiologi menunjukkan bahwa makanan yang terkontaminasi bakteri Escherichia coli (E. coli) dan Salmonella menjadi penyebab utama keracunan. Beberapa jenis makanan yang terindikasi mengandung bakteri tersebut antara lain:
- Ceplok telur dengan bumbu barbekyu
- Tumis tauge dan tahu
Saat ini, sebagian besar siswa yang menjadi korban keracunan telah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Namun, 18 siswa masih menjalani perawatan intensif di beberapa fasilitas kesehatan seperti RS Hermina, RS Islam, RSUD Kota Bogor, RS PMI, dan rumah sakit lainnya. Pihak berwenang terus melakukan pemantauan ketat terhadap kondisi para pasien dan memastikan mereka mendapatkan perawatan yang memadai.
Penghentian sementara SPPG Bosowa Bina Insani ini menjadi peringatan bagi penyedia layanan makanan lainnya untuk selalu menjaga kebersihan dan keamanan pangan. BGN akan terus melakukan pengawasan dan evaluasi secara berkala untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.