Tanggul Jebol di Purwakarta Picu Pengungsian Ratusan Keluarga

Tanggul Jebol di Purwakarta Picu Pengungsian Ratusan Keluarga

Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, pada Sabtu (8/3/2025) sore mengakibatkan jebolnya tanggul Sungai Cinangka di Desa Cikaobandung, Kecamatan Jatiluhur. Bencana ini memaksa 156 kepala keluarga (KK) untuk mengungsi, meninggalkan rumah mereka yang terendam banjir. Informasi ini disampaikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari.

Menurut keterangan Abdul Muhari, intensitas hujan yang tinggi menyebabkan struktur tanggul Sungai Cinangka tidak mampu menahan debit air yang meningkat drastis. Akibatnya, air sungai meluap dan menggenangi permukiman warga di Desa Cikaobandung. Banjir yang terjadi mengakibatkan 156 unit rumah terendam, dan satu unit rumah mengalami kerusakan ringan. Tidak hanya itu, akses jalan penghubung antara Kecamatan Jatiluhur dan Kecamatan Sukasari pun terputus total karena terendam banjir dengan ketinggian yang signifikan.

Tim gabungan yang terdiri dari berbagai unsur, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purwakarta, langsung bergerak cepat melakukan evakuasi warga terdampak. Seluruh 156 KK berhasil dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Hingga saat ini, tim reaksi cepat BPBD Purwakarta masih berada di lokasi bencana untuk melakukan penanganan darurat dan asesmen terhadap dampak yang ditimbulkan.

BNPB, melalui keterangan Abdul Muhari, juga menyampaikan imbauan penting kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat. Mengingat potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih diperkirakan terjadi hingga dasarian kedua Maret 2025 (11-20 Maret 2025), kewaspadaan dan kesiapsiagaan harus ditingkatkan. Hal ini khususnya berlaku bagi wilayah-wilayah yang berisiko tinggi terhadap banjir.

Beberapa langkah penting yang disarankan oleh BNPB antara lain:

  • Pembersihan aliran drainase dan sungai secara berkala.
  • Peningkatan kesiapsiagaan tim siaga bencana di tingkat desa.
  • Pemantauan ketat terhadap kondisi cuaca di masing-masing daerah.

Langkah-langkah antisipasi ini diharapkan dapat meminimalisir dampak bencana serupa di masa mendatang. BNPB menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, khususnya banjir, yang kerap terjadi di musim penghujan.

Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga dan merawat infrastruktur, termasuk tanggul sungai, untuk mencegah bencana serupa di masa depan. Upaya peningkatan kapasitas infrastruktur dan kesiapsiagaan masyarakat merupakan langkah krusial dalam mengurangi risiko bencana dan melindungi keselamatan warga.