Kelahiran Dramatis di Ketinggian: Penerbangan Ryanair Alami Pendaratan Darurat Akibat Penumpang Melahirkan
Sebuah penerbangan Ryanair dengan rute Brussels menuju Castellon, Spanyol, terpaksa melakukan pendaratan darurat di Limoges, Prancis, pada Kamis (8/5). Penyebabnya adalah seorang penumpang wanita yang tengah hamil mengalami persalinan di tengah penerbangan.
Peristiwa ini bermula ketika pesawat Boeing 737 lepas landas dari Brussels pada pukul 13.28 waktu setempat. Saat pesawat berada di ketinggian 18.000 kaki, penumpang wanita yang diketahui tengah mengandung 37 minggu mulai merasakan kontraksi. Kondisi darurat ini mendorong pilot untuk mengambil keputusan cepat mengalihkan penerbangan menuju Bandara Limoges.
Di tengah kepanikan, seorang anggota parlemen Belgia, Kathleen Depoorter, yang turut menjadi penumpang pesawat bersama putranya, Sebastiaan, menawarkan bantuan. Depoorter, yang memiliki latar belakang farmasi, dengan sigap berkoordinasi dengan awak kabin dan penumpang lain untuk mempersiapkan proses persalinan.
"Saya melihat seorang wanita keluar dari toilet dan mengatakan kepada awak kabin bahwa dia merasa tidak enak badan," ujar Depoorter kepada media The Olive Press. "Begitu saya dengar dia hamil 37 minggu, wah semua 'alarm' saya langsung menyala," kata dia lagi.
Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, bagian belakang pesawat disulap menjadi ruang bersalin darurat. Penumpang dan awak kabin bahu-membahu membantu proses persalinan. Sebastiaan, putra Depoorter yang berprofesi sebagai dokter, turut memberikan bantuan medis bersama beberapa profesional medis lain yang kebetulan berada di dalam pesawat. Seorang bidan membantu menangani keluarnya plasenta, sedangkan dokter anak memeriksa kondisi bayi.
Setelah perjuangan yang menegangkan, seorang bayi perempuan lahir dengan selamat di udara. Bayi tersebut langsung mendapatkan perawatan intensif setelah pesawat mendarat di Limoges. Ibu dan bayi kini berada dalam kondisi stabil dan dirawat di sebuah rumah sakit di Prancis.
"Bisa membantu melahirkan bayi, 25 tahun setelah terakhir kali saya sendiri melahirkan, adalah pengalaman yang luar biasa, apalagi ini terjadi di dalam pesawat," ungkap Depoorter.
Kejadian ini menjadi sorotan, terutama karena kebijakan maskapai penerbangan terkait penumpang hamil. Ryanair, misalnya, mewajibkan surat keterangan sehat dari dokter atau bidan bagi penumpang yang hamil lebih dari 28 minggu dan melarang penerbangan di atas usia kehamilan 36 minggu. Dalam kasus ini, ibu tersebut berhasil naik pesawat meski usia kehamilannya telah mencapai 37 minggu.
Kelahiran di dalam pesawat memang jarang terjadi, namun bukan kali pertama. Pada tahun 2024, seorang ibu melahirkan bayi laki-laki di penerbangan Aeromexico saat melarikan diri dari kekerasan geng di Haiti. Di bulan yang sama, seorang dokter juga membantu proses persalinan di pesawat Wizz Air dalam perjalanan dari Yordania ke London.
Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapan dan kerjasama dalam menghadapi situasi darurat, serta memberikan gambaran tentang bagaimana penumpang dan awak kabin dapat bersatu untuk memberikan pertolongan dalam momen kritis.