Dua Spesies Ular Elapidae Mematikan Endemik Papua: Ancaman Tersembunyi di Tanah Papua
Papua, pulau yang kaya akan keanekaragaman hayati, menyimpan ancaman tersembunyi berupa dua spesies ular mematikan dari keluarga Elapidae: ular putih Papua ( Micropechis ikaheka ) dan ular taipan Papua ( Oxyuranus scutellatus ). Kedua ular ini dikenal karena bisa mereka yang sangat kuat dan berpotensi mematikan bagi manusia.
Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan perbedaan dan kesamaan antara kedua ular berbisa ini. Keduanya merupakan anggota famili Elapidae, kelompok ular yang juga mencakup spesies-spesies berbahaya lainnya seperti kobra dan ular weling. Variasi bisa dalam kelompok Elapidae sangat beragam, namun baik ular putih Papua maupun ular taipan Papua memiliki potensi mematikan yang signifikan.
Ular Putih Papua: Gigitan Mematikan dengan Efek Cepat
Ular putih Papua dikenal karena bisanya yang sangat toksik. Gigitan ular ini dapat menyebabkan kerusakan parah pada sistem saraf, darah, dan jantung. Bisa ular putih Papua diperkirakan sepuluh kali lebih kuat dari bisa ular biasa, menyebabkan gagal napas dalam hitungan menit setelah gigitan. Ular ini memiliki ciri-ciri:
- Panjang tubuh: 1-2 meter.
- Warna: Putih pucat dengan belang merah tua atau coklat.
- Aktivitas: Aktif pada malam hari (nokturnal).
- Makanan: Tikus dan hewan liar lainnya.
- Habitat: Dataran Papua dan pulau-pulau kecil di lepas pantai seperti Raja Ampat, Biak Numfor, dan Kepulauan Yapen.
Ular Taipan Papua: Racun Kuat Pembunuh Massal
Ular taipan Papua menduduki peringkat ketiga sebagai ular paling mematikan di dunia. Ular ini menghasilkan racun dengan dosis yang sangat tinggi, bahkan 50 kali lebih kuat dari bisa King Kobra. Seekor ular taipan Papua mampu mengeluarkan 44-110 mg bisa dalam sekali gigitan, jumlah yang cukup untuk membunuh ratusan orang.
Berikut adalah beberapa karakteristik ular taipan Papua:
- Panjang tubuh: Hingga 3 meter.
- Warna: Coklat.
- Aktivitas: Aktif pada pagi hingga malam hari, namun lebih memilih malam hari saat suhu panas.
- Makanan: Tikus, ayam, hingga babi.
- Habitat: Dataran rendah, habitat lembap, rawa-rawa, dan hutan perbukitan hingga ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut. Selain Papua, ular ini juga ditemukan di Australia.
Keberadaan dua spesies ular berbisa ini di Papua menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan kehati-hatian saat berada di alam liar. Masyarakat setempat dan para pendatang perlu meningkatkan kesadaran akan bahaya ular-ular ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menghindari gigitan. Pemahaman yang baik tentang habitat, perilaku, dan karakteristik kedua ular ini sangat penting untuk mengurangi risiko terjadinya insiden yang tidak diinginkan.