Tragedi Ledakan Gudang Amunisi di Garut: Pesan Terakhir Korban dan Duka Mendalam Keluarga
Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, dilanda duka mendalam menyusul ledakan dahsyat yang terjadi pada Senin (12/5/2025) pagi. Insiden di lokasi pemusnahan amunisi tak layak pakai milik TNI AD itu merenggut nyawa 13 orang, termasuk Dadang Iis (48), seorang warga sipil yang dikenal aktif dalam kegiatan sosial di kampungnya.
Beberapa jam sebelum tragedi, Dadang sempat mengirimkan pesan singkat berisi peringatan "Awas ngabeledug" ke grup WhatsApp Karang Taruna Kampung Sakambangan. Tak seorang pun menyangka pesan tersebut menjadi komunikasi terakhir dari pria yang dikenal ramah dan bersahaja itu. Ledakan tersebut, yang mengguncang wilayah sekitar, tidak hanya menimbulkan kerusakan fisik tetapi juga meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan kerabat korban.
Dadang dikenal sebagai sosok pekerja keras dan memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan sosialnya. Keterlibatannya dalam Karang Taruna menjadi bukti nyata kontribusinya dalam menjaga keharmonisan dan kemajuan kampung halaman. "Sangat baik, sosialnya bagus. Dia aktif di karang taruna juga," ungkap Dea Islami, sahabat dekat Dadang, menggambarkan sosok almarhum.
Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pameungpeuk, Uus Sutiana (35), keponakan Dadang, masih dirundung kesedihan mendalam. Ia tak kuasa menerima kenyataan bahwa pamannya, yang selama ini dikenal sebagai sosok bersahaja dan pekerja keras, telah menjadi korban dalam peristiwa tragis ini. "Orangnya baik, bersahaja dan pekerja keras untuk keluarga," tutur Uus dengan suara bergetar.
Pesan "awas ngabeledug" yang dikirimkan Dadang ternyata bukan sekadar gurauan. Sehari sebelumnya, ia juga menuliskan kalimat serupa dalam status WhatsApp, disertai dengan sebuah foto. Dalam foto tersebut, Dadang terlihat berdiri berdampingan dengan seorang anggota TNI. Banyak yang meyakini bahwa sosok tersebut adalah Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Kepala Gudang Pusat Munisi III TNI AD, yang juga menjadi korban jiwa dalam ledakan tersebut.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil mengidentifikasi sembilan korban, termasuk Dadang. Jenazah Dadang kemudian diserahkan kepada pihak keluarga dan dimakamkan pada sore hari di kampung halamannya. Kepergian Dadang meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan seluruh masyarakat Desa Sagara. Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dalam setiap aktivitas, terutama yang melibatkan bahan-bahan berbahaya.