Konflik Bersenjata di Tripoli: Pemerintah Pastikan Keamanan WNI

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) memberikan pernyataan terkait situasi keamanan di Tripoli, Libya, pasca-terjadinya bentrokan bersenjata yang dilaporkan pada awal pekan ini. Kemlu memastikan tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam insiden tersebut.

Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, menyampaikan bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tripoli telah melakukan komunikasi intensif dengan komunitas WNI yang berada di wilayah terdampak. Berdasarkan laporan yang diterima, seluruh WNI dalam kondisi aman dan tenang. Saat ini, tercatat ada 535 WNI yang menetap di Libya, dengan mayoritas (302 orang) berlokasi di Tripoli. Mereka terdiri dari berbagai kalangan, termasuk pekerja migran profesional, pekerja di sektor domestik, mahasiswa, serta WNI yang menikah dengan warga lokal.

Menyikapi situasi yang dinamis, Kemlu mengimbau seluruh WNI di Libya untuk meningkatkan kewaspadaan dan terus memantau perkembangan situasi keamanan dari sumber-sumber terpercaya, termasuk otoritas setempat. Komunikasi yang berkelanjutan dengan KBRI Tripoli juga ditekankan sebagai langkah penting untuk mendapatkan informasi terkini dan bantuan jika diperlukan. Dalam kondisi darurat, WNI diimbau untuk segera menghubungi hotline KBRI Tripoli di nomor +218944815608.

Selain itu, Kemlu juga memberikan imbauan kepada WNI yang berencana melakukan perjalanan ke Libya untuk menunda rencana tersebut hingga situasi kembali kondusif dan stabil. Langkah ini diambil sebagai bentuk pencegahan dan perlindungan terhadap potensi risiko yang mungkin timbul akibat situasi keamanan yang belum pasti.

Konflik bersenjata di Tripoli dilaporkan menelan korban jiwa dan luka-luka. Kepala keamanan Dewan Kepresidenan Libya, Abdel Ghani Al-Kikli, dilaporkan menjadi salah satu korban tewas dalam bentrokan tersebut. Pemerintah Persatuan Nasional (GNU) Libya telah mengumumkan bahwa operasi militer di Tripoli telah selesai. Namun, situasi politik di Libya masih belum stabil sejak penggulingan Muammar Gaddafi pada tahun 2011, dengan adanya persaingan antara GNU di Tripoli dan Pemerintahan Stabilitas Nasional (GNS) yang berpusat di Tobruk.

Berikut imbauan yang diberikan oleh Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia:

  • Meningkatkan kewaspadaan.
  • Memantau perkembangan situasi keamanan dari otoritas setempat.
  • Terus menjalin komunikasi dengan KBRI Tripoli.
  • Menghubungi hotline KBRI Tripoli di nomor +218944815608 dalam situasi darurat.
  • Menunda rencana perjalanan ke Libya hingga situasi kembali aman dan stabil.