Simbol Harapan dan Perdamaian: Penanaman Pohon Ketepeh Kencana pada Peringatan 7 Tahun Tragedi Bom Surabaya
Tujuh tahun berlalu sejak peristiwa kelam pengeboman tiga gereja di Surabaya, luka mendalam yang membekas di hati masyarakat perlahan disembuhkan dengan semangat persatuan dan harapan. Dalam peringatan tragedi tersebut, yang bertajuk "Agama, untuk Apa?", ratusan orang lintas iman dan para penyintas berkumpul di Gereja Santa Maria Tak Bercela, salah satu lokasi pengeboman, untuk merefleksikan kejadian pilu tersebut dan memanjatkan doa bagi kedamaian.
Momen refleksi ini diwujudkan dalam aksi simbolis penanaman pohon Ketepeh Kencana di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih. Inisiatif ini digagas oleh kelompok lintas iman yang terdiri dari berbagai organisasi seperti Keuskupan Surabaya, Pemuda Gereja Indonesia, GUSDUrian, Setara, dan Roemah Bhinneka. Pemilihan TPU Keputih sebagai lokasi penanaman didasari oleh lahan yang luas dan masih banyaknya area gersang, sekaligus sebagai penghormatan kepada salah satu korban bom Gereja Santa Maria Tak Bercela, Aloysius Bayu Rendra, yang dimakamkan di sana.
Pohon Ketepeh Kencana, dengan nama ilmiah Terminalia Mantaly, dipilih karena memiliki pertumbuhan yang rindang dan akar yang kuat. Simbolisme ini diharapkan dapat menjadi pengingat akan pentingnya menjaga lingkungan dan menumbuhkan semangat untuk membangun Surabaya yang lebih baik di masa depan.
Ketua Pelaksana, Wicaksana Isa, menyampaikan bahwa penanaman pohon ini bukan sekadar seremonial, melainkan sebuah komitmen untuk terus menjaga ingatan akan peristiwa tragis tersebut dan mengubahnya menjadi energi positif. Sebelumnya, jemaah Gereja Santa Maria Tak Bercela juga telah menggelar misa harian untuk mengenang para korban dan memanjatkan doa bagi kedamaian.
Momen peringatan ini menjadi pengingat bahwa luka dan trauma tidak seharusnya dipelihara dalam kebencian, melainkan diubah menjadi kekuatan doa dan semangat persaudaraan. Romo Alexius Kurdo Irianto menekankan pentingnya memperkuat iman, persaudaraan, dan kerukunan sebagai respons terhadap peristiwa tragis tersebut. Ia juga menyampaikan bahwa kemarahan dan kebencian tidak akan menghasilkan apa pun, sementara doa dan persatuan dapat menumbuhkan harapan dan kedamaian.
Tragedi bom Surabaya pada 13 Mei 2018 merupakan aksi teror yang dilakukan oleh satu keluarga yang menargetkan tiga gereja secara serentak: Gereja Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno. Pelaku, Dita Oepriarto beserta istri dan keenam anaknya, diketahui sebagai bagian dari Jamaah Ansharud Daulah (JAD) Surabaya.
Peringatan tujuh tahun tragedi ini menjadi momentum bagi masyarakat Surabaya untuk merajut kembali persatuan, memperkuat toleransi, dan membangun masa depan yang lebih baik, di mana perbedaan menjadi kekuatan dan kedamaian menjadi tujuan bersama.
Berikut adalah poin-poin penting yang dapat disimpulkan dari berita ini:
- Peringatan 7 tahun tragedi bom Surabaya di Gereja Santa Maria Tak Bercela.
- Penanaman pohon Ketepeh Kencana sebagai simbol harapan dan perdamaian di TPU Keputih.
- Inisiatif oleh kelompok lintas iman: Keuskupan Surabaya, Pemuda Gereja Indonesia, GUSDUrian, Setara, dan Roemah Bhinneka.
- Pemilihan pohon Ketepeh Kencana karena pertumbuhan rindang dan akar yang kuat.
- Misa harian di Gereja Santa Maria Tak Bercela sebelum acara peringatan.
- Penekanan pada persatuan, toleransi, dan perdamaian sebagai respons terhadap tragedi.
- Tragedi bom Surabaya terjadi pada 13 Mei 2018, dilakukan oleh satu keluarga yang menargetkan tiga gereja.
Aksi pengeboman serentak pada Minggu pagi tersebut menyisakan duka yang mendalam bagi seluruh masyarakat Surabaya dan menjadi catatan kelam dalam sejarah Indonesia. Namun, semangat untuk bangkit dan membangun kembali persatuan terus membara di hati setiap individu. Peringatan ini menjadi momentum untuk merefleksikan nilai-nilai kemanusiaan, mempererat tali persaudaraan, dan menolak segala bentuk kekerasan dan intoleransi.
Melalui penanaman pohon Ketepeh Kencana, masyarakat Surabaya mengirimkan pesan kuat kepada dunia bahwa mereka tidak akan pernah menyerah pada teror dan akan terus berjuang untuk menciptakan lingkungan yang aman, damai, dan harmonis bagi semua.