Harga Emas Rebound Terbatas Pasca-Koreksi Tajam, Data Inflasi AS Jadi Penopang
Harga emas menunjukkan sedikit pemulihan pada perdagangan hari Rabu, setelah mengalami penurunan signifikan pada hari sebelumnya. Sentimen pasar tampak berhati-hati, dengan investor mencerna data inflasi terbaru dari Amerika Serikat dan implikasinya terhadap kebijakan moneter Federal Reserve.
Kenaikan tipis harga emas ini terjadi setelah penurunan tajam yang mencapai 3 persen pada hari Senin. Koreksi harga yang dalam dipicu oleh optimisme pasar terhadap potensi de-eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Kesepakatan sementara yang dilaporkan, mengenai pemangkasan tarif impor oleh kedua negara, sempat meredakan kekhawatiran akan ketidakpastian ekonomi global, yang selama ini menjadi katalis bagi permintaan aset safe haven seperti emas.
Namun, beberapa analis menekankan bahwa meskipun ada kemajuan dalam negosiasi perdagangan, tarif yang dikenakan masih cukup tinggi dan berpotensi membebani pertumbuhan ekonomi. Hal ini memberikan sedikit dukungan bagi harga emas.
Data inflasi AS yang dirilis baru-baru ini juga menjadi faktor penting yang memengaruhi pergerakan harga emas. Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk bulan April menunjukkan kenaikan sebesar 0,2 persen month-to-month. Angka ini sedikit di bawah perkiraan para ekonom, memicu spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin akan lebih cepat dalam mempertimbangkan pemangkasan suku bunga.
Berikut rincian kesepakatan pemangkasan tarif antara AS dan China:
- Amerika Serikat: Memangkas tarif impor dari China dari 145% menjadi 30%.
- China: Bersedia memangkas tarif untuk barang-barang impor dari AS dari 125% menjadi 10%.
Suku bunga memiliki dampak signifikan pada harga emas. Ketika suku bunga tinggi, emas menjadi kurang menarik karena tidak memberikan imbal hasil seperti obligasi atau saham. Sebaliknya, ketika suku bunga rendah, emas menjadi lebih menarik karena biaya peluang untuk memegang emas menjadi lebih rendah.
Pada perdagangan sebelumnya, harga emas sempat mencatatkan rekor tertinggi di level 3.500,05 dollar AS per ons.
Investor akan terus memantau perkembangan negosiasi perdagangan AS-China dan data ekonomi AS, serta sinyal dari Federal Reserve mengenai kebijakan suku bunga di masa depan, untuk mengukur arah pergerakan harga emas selanjutnya.